Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Jadi Anggota Dewan, Tukang Sol Sepatu Ini Kembali Kerja di Pasar

Kompas.com - 29/04/2019, 18:09 WIB
Markus Yuwono,
Rachmawati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Gagal menjadi anggota dewan, Dwi Handoko, caleg partai Amanat Nasional (PAN) Dapil I Gunungkidul kembali ke pekerjaanya, yaitu menjadi tukang sol sepatu di depan Pasar Argosari ini.

Saat ditemui Kompas.com di lokasi tempatnya membuka sol sepatu, Dwi tidak bisa menyingkirkan guratan kesedihan setelah mengetahui dirinya hanya mendapatkan 700 suara. Dia tetap melakukan pekerjaan sehari-hari memperbaiki sepatu milik pelanggan.

"Kurang memuaskan karena tidak terpilih," ucapnya saat ditemui di lapaknya Senin (29/4/2019).

Baca juga: Dituduh Curi Suara, Caleg Perindo di Surabaya Mengaku Dianiaya Kompetitornya

Dia mengakui, konstelasi pemilu 2019 cukup berat. Tak sedikit caleg yang memberikan uang untuk mendapatkan kursi. Meski tak menyebut nama, dia memastikan banyak yang menggunakan cara tersebut untuk lolos ke parlemen. Meski demikian, dirinya tak menyalahkan warga ataupun caleg lainnya termasuk melaporkannya ke Bawaslu

"Biar dosanya ditanggung sendiri," katanya.

Handoko mengaku, saat kampanye dirinya aktif mendatangi kelompok-kelompok pengajian. Selain itu, dirinya juga berkampanye dengan cara mengajak diskusi para pelanggannya. Cara itu menurutnya cukup sukses mendongkrak suaranya.

"Saya sempat diundang ke Mata Najwa. Sepertinya itu juga sangat berpengaruh dengan perolehan suara. Saya juga tidak menyangka dapat meraih suara sebanyak 700. Kemungkinan saat diundang acara itu suara saya terdongkrak," ujarnya.

Baca juga: Lagi, Warga dan Caleg Demo Bawaslu Tasik soal Kasus Politik Uang Paketan

Ketika disinggung apakah dirinya kapok untuk nyaleg lagi, Handoko mengatakan tidak kapok asalkan partai tidak memberikan syarat mahar untuk para caleg.

"Ya kalau kapok sih nggak karena awalnya tidak modal. Rileks aja," ucapnya.

Handoko mengaku jika masuk ke dunia politik bukanlah hal baru. Sejak tahun 1999, ia telah masuk ke PAN sebagai pengurus PAN di Desa Playen hingga tahun 2004. Lalu tahun 2010-2015 dirinya menjadi ketua PAN DPC Playen.

"Saat ini saya pengurus harian DPD PAN Gunungkidul di wakil sekretaris bidang UKM," ucapnya

Baca juga: Diduga Gagal Nyaleg, Caleg di Raja Ampat Perintahkah Warga Kosongkan Lahan Miliknya

Handoko sempat bekerja di usaha transportasi, namun tahun 2006 usahanya bangkrut. Ia kemudian merintis kembali usaha orangtuanya yang sudah dimulai sejak tahun 1970-an yaitu membuka sol sepatu.

"Uang hasil sol sepatu tak menentu. Kadang Rp 50.000 dibawa pulang untuk keluarga dan biaya anak kuliah. Kebetulan anak saya yang nomor dua masih skripsi. Anak pertama sudah lulus dan kemarin diterima CPNS,"ucapnya.

Sementara itu, psikiatri RSUD Wonosari Ida Rochmawati mengatakan kekecewaan caleg dalam pemilu merupakan sesuatu yang wajar. Sebab kebanyakan orang tidak siap kalah.

Menurutnya, ada dua jenis caleg yaitu yang hanya ikut sebagai pelengkap dan caleg yang benar-benar ingin menjadi anggota dewan. Tingkat resiko gangguan psikologis kedua jenis caleg tersebut akan berbeda jika gagal dalam pileg.

Baca juga: 7 Fakta Aksi Caleg Gagal Terpilih, Minta Kembali Bantuan Aspal hingga Meninggal karena Serangan Jantung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com