Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Aksi Caleg Gagal Terpilih, Minta Kembali Bantuan Aspal hingga Meninggal karena Serangan Jantung

Kompas.com - 29/04/2019, 09:54 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Caleg Euis Mulyati meninggal usai dengar kabar gagal lolos

Seorang caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Tasikmalaya, Euis Mulyati, meninggal dunia seusai mengetahui dirinya kalah di pemilihan legislatif daerah, Jumat (19/4/2019).

Euis terserang penyakit jantung di rumahnya saat penghitungan suara internal bersama timnya.

Tak berselang lama, caleg struktral PDIP itu langsung ambruk dan meninggal dunia di kediamannya, Kampung Kecapi, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat pagi.

Sekretaris DPC PDIP Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi membenarkan meninggalnya rekan sesama politisi di partainya tersebut.

Euis selama ini menjabat sebagai bendahara di struktural partai Kota Tasikmalaya.

"Ya, mohon doanya kepada rekan kami yang meninggal. Bu Euis adalah bendahara di partai kami. Memang selama tiga bulan terakhir dia punya riwayat penyakit jantung. Tapi, saat mengetahui kalah di pileg, beliau langsung drop dan meninggal di rumahnya pagi tadi," jelas Kepler kepada wartawan.

Baca Juga: Fakta Sejumlah Caleg yang Gagal di Pemilu 2019, Tutup Jalan Desa hingga Kembali Jualan Kopi

4. Stres, caleg Yayat Abdurrahman mandi kembang

Caleg gagal menjalani ritual mandi kembang di Cirebon, Jawa Barat.Twitter Ust. Ujang Bustomi Caleg gagal menjalani ritual mandi kembang di Cirebon, Jawa Barat.

Salah satu caleg bernama Yayat Abdurrahman mendatangi Padepokan Anti Galau Yayasan Al Busthomi.

Dirinya merasa pesimistis atas hasil usahanya menjadi DPRD Kabupaten Cirebon.

Dikutip dari Tribunnews.com, sesampainya di padepokan yang beralamat di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon itu, Yayat menjalani ritual mandi kembang.

Ia mengaku, saat maju sebagai caleg kemarin, dirinya hanya bermodal keyakinan dan jaringan keluarga juga teman.

“Kemungkinan suara sih biasa-biasa saja, karena saya juga tidak menggunakan kekuatan yang kuat, hanya kepercayaan diri, keluarga, teman, dan sahabat,” kata Yayat seusai menjalani mandi kembang.

Menurut pemimpin padepokan Ustad Ujang Bushtomi, ia menggunakan mandi kembang sebagai media ketenangan bagi pasiennya. Sembari memandikan pasiennya, Ujang membacakan ayat-ayat Al Quran dan meminta si pasien untuk berdzikir.

Baca Juga: Meninggal 2018, Caleg PKB Asal Jember ini Raih Suara Terbanyak

5. Gagal lolos lima kali, Caleg Tan Ngi Hing nekat maju lagi 

IlustrasiKOMPAS/HANDINING Ilustrasi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com