Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Bengkulu Bertambah Jadi 17 Orang

Kompas.com - 28/04/2019, 23:06 WIB
Firmansyah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Korban banjir dan longsor di Bengkulu terus bertambah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu mencatat, jumlah warga meninggal dunia akibat bencana tersebut bertambah dua orang atau menjadi 17 orang.

"Bertambah dua orang jadi total ada 17 orang warga meninggal dunia," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Rusdi Bakar, di sela-sela rapat bersama penanggulangan bencana di Bengkulu pada, Minggu (28/4/2019).

Baca juga: Satu Keluarga Meninggal, Korban Bencana Bengkulu Menjadi 15 Orang

Seorang korban merupakan wanita tanpa identitas dan seorang lagi merupakan warga Kabupaten Kepahiang, Desa Pagar Gunung atas nama Sofian (45)

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya menyebut, selain korban meninggal, ada 9 orang hilang, 2 orang luka berat dan 2 orang luka ringan.

"Sebaran dari 17 orang meninggal dunia terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah 11 orang, Kota Bengkulu 3 orang, dan Kabupaten Kepahiang 3 orang," tulis Sutopo.

Baca juga: Gubernur Bengkulu Tersedak Menahan Tangis saat Sampaikan Keterangan Terkait Bencana Bengkulu

Sebanyak 12.000 orang mengungsi yang tersebar di banyak tempat dan 13.000 orang terdampak bencana. Jumlah ternak yang mati sebanyak 106 ekor sapi, 102 ekor kambingda domba dan 4 ekor kerbau.

Sedangkan kerusakan fisik meliputi 184 rumah rusak, 7 fasilitas pendidikan dan 40 titik sarana prasarana infrastruktur.

Untuk membantu operasional penanganan darurat, Kepala BNPB Doni Monardo telah menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 2,25 miliar kepada Gubernur Bengkulu.

Selanjutnya dana siap pakai tersebut akan diberikan kepada BPBD kabupaten/kota sesuai tingkat kerusakan akibat bencana.

Kepala BNPB telah memerintahkan kepada Deputi Penanganan Darurat BNPB dan Deputi Logistik Peralatan BNPB untuk segera memenuhi kebutuhan darurat yang diperlukan.

Kepala BNPB juga memberikan beberapa arahan kepada jajaran BPBD dan SKPD.

Kendala yang dihadapi dalam penanganan darurat saat ini adalah sulitnya untuk menjangkau ke lokasi titik-titik banjir dan longsor dikarenakan seluruh akses ke lokasi kejadian terputus total.

Koordinasi dan komunikasi ke Kabupaten/ Kota cukup sulit dilakukan karena aliran listrik banyak yang terputus. Pendistribusian logistik terhambat karena akses jalan banyak yang terputus karena banjir dan longsor.

Titik lokasi bencana banjir dan longsor sangat banyak sedangkan jarak antar titik banjir dan longsor berjauhan, sehingga menyulitkan untuk mencapai semua lokasi.

Terbatasnya dana/anggaran yang memadai sehingga menyulitkan operasional penanganan bencana.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda pengungsian, perahu karet,  selimut, makanan siap saji, air bersih, family kid, peralatan bayi, lampu emergency, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, sanitasi, dan jembatan baley.

BPBD masih melakukan pendataan dampak bencana dan penanganan bencana. Masyarakat diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan berintensitas tinggi masih dapat berpotensi terjadi di wilayah Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com