Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Geologi Bawa Sampel Tanah dan Batuan dari Lokasi Tanah Bergerak di Nyalindung

Kompas.com - 28/04/2019, 16:54 WIB
Budiyanto ,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, bencana gerakan tanah di Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat merupakan gerakan tanah bersifat tarikan dengan rayapan cepat.

Bencana tanah bergerak ini terjadi di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana yang diketahui sejak Selasa (16/4/2019).

Hingga hari ini, Minggu (28/4/2019), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, sebanyak 69 rumah rusak dan 40 rumah terancam.

"Gerakan tanah yang terjadi ini bersifat tarikan dengan rayapan cepat. Tadi kami sudah mengecek hingga ke lembahnya sekitar 25 meter yang di bawahnya terdapat sungai," kata Eka kepada wartawan, usai mengecek lokasi bencana gerakan tanah, Minggu siang.

Baca juga: Korban Bencana Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi Mengungsi di Tenda

Menurut dia pemicu terjadinya bencana gerakan tanah ini karena sejumlah faktor, di antaranya bebatuan, tanah, lerengan atau kemiringan lereng hingga curah hujan yang tinggi serta tata guna lahan.

Saat ini, kata dia, tim Badan Geologi masih meninjau sejumlah lokasi seperti daerah lembahan yang dekat aliran sungai hingga daerah ketinggiannya.

Selain itu, mengambil berbagai sampel batuan dan tanah.

"Nanti hasil peninjauan lapangan ini akan kami kaji di kantor. Tim kami ini ada empat orang yang nantinya akan mendiskusikannya dan hasilnya akan kami sampaikan, sebagai rekomendasi," ujar dia.

Ia mengimbau agar masyarakat mengikuti apa yang disampaikan pemerintah, dalam hal ini BPBD.

Baca juga: Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi, Jumlah Rumah Rusak Bertambah

Gerakan tanah yang terjadi di Nyalindung ini termasuk skala besar. Oleh karena itu, perlu ekstra waspada.

"Bila bencana gerakan tanah ini terus berlangsung, tentunya masyarakat harus direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata dia.

Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat mengatakan, untuk tindak lanjut penanganan bencana gerakan tanah ini, BPBD menunggu hasil kajian PVMBG Badan Geologi.

"Rekomendasi hasil kajian PVMBG mudah-mudahan selesai tujuh hari ke depan. Setelah itu PVMBG juga akan mengkaji lagi lahan untuk relokasi," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya sedikitnya 40 unit rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan 115 rumah lainnya dalam kondisi terancam.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, BPBD Imbau Warga Nyalindung, Sukabumi, Tetap Waspada

Selain itu, tanah bergerak ini mengakibatkan ruas Jalan Sukabumi-Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan.

Gerakan tanah ini mulai dikeluhkan masyarakat sejak sepekan ini setelah hujan deras mengguyur sehari semalam.

Hingga Senin (22/4/2019), pergerakan tanah terus dirasakan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com