Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa Unhas soal Pemilu 2019: Bikin Bingung hingga Anak Muda Berani Bicara

Kompas.com - 28/04/2019, 09:42 WIB
Himawan,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Pelaksanaan Pemilu 2019 menyisakan sejumlah polemik, mulai dari persoalan penghitungan hingga lamanya waktu rekapitulasi di tiap TPS yang sangat lama karena digabungnya Pilpres dan Pileg sehingga banyak anggota KPPS yang mengalami sakit dan meninggal dunia.

Selain itu, banyak pemilih yang tidak terdaftar di tiap TPS, tetapi juga banyak pemilih yang bisa ikut mencoblos pada tanggal 17 April kemarin. Hal ini membuat KPU sebagai penyelenggara harus melaksanakan pemilihan ulang di beberapa daerah di Indonesia.

Baca juga: Kata Mahasiswa Undip Semarang soal Pemilu Serentak 17 April 2019

 

Kompas.com mewawancarai sejumlah mahasiswa di Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mengetahui pendapat mereka mengenai pelaksanaan Pemilu 2019. Apa kata mereka?

 

 

1. Muhammad Hasan

Mahasiswa semester 8 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Muhammad Hasan ini mengatakan, Pemilu 2019 terlalu membingungkan bagi warga yang ingin terlibat.

Menurut dia, keputusan KPU tidak tepat dengan langsung menyamakan waktu Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif.

"Ada lima kertas suara dipilih jadi bikin bingung juga. Tapi untuk pemilihan presiden yang bikin menarik itu karena persaingannya yang ketat sekali di kampungku," katanya.

Mahasiswa yang aktif di Paduan Suara Mahasiswa Unhas ini juga mengatakan, penyelenggaraan Pemilu tahun ini sangat lama sehingga KPU sebagai penyelenggara harus mengevaluasi Pemilu berikutnya.

"Penyelenggaraannya terbilang lama karena sampai sekarang belum rampung perhitungan," imbuhnya.

Baca juga: Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya Soal Pemilu 2019 dan Pahlawan Demokrasi yang Gugur

 

2. Khintan

Redaktur Pelaksana di lembaga pers penerbitan kampus Identitas Unhas Khintan menilai, penyelenggaraan Pemilu 2019 sangat menarik karena telah membangkitkan animo bersuara di kalangan muda.

Hal ini, menurut dia, terjadi karena di Pemilu kali ini banyak kalangan muda seperti Pangeran Siahaan, Cania Citta Irlanie, serta Gustika Jusuf Hatta yang berbicara mengenai Pemilu 2019 hingga dijadikan role model bagi kaum muda untuk aktif berpartisipasi di Pemilu 2019.

Seperti dirinya yang sengaja pulang ke kampung halamannya di Palu, Sulawesi Tengah, untuk memberikan hak suaranya di Pemilu kali ini.

"Mereka membahas soal pemilu dengan perspektif pemuda di mana pendapat itu tidak hitam putih, tidak hanya soal benar dan salah, kemudian menjunjung tinggi nilai perbedaan," ucap Khintan.

"Kebebasan dan keberanian berpendapat soal siapa yang didukung dan menghargai pilihan orang lain lebih terasa. Ruang bicara dan menyampaikan gagasan bagi kaum muda itu lebih luas dan punya tempat," imbuh mahasiswa semester 6 Prodi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya ini.

Baca juga: Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya Soal Quick Count dan Saling Klaim Kemenangan

 

3. Andini Riaswaty

Mahasiswa semester 6 Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Unhas, Andini Riaswaty memandang pemilihan umum tahun ini bisa saja dan terlalu dramatis.

Menurut dia, para kandidat masih sibuk menebar isu untuk saling menjatuhkan pesan untuk mensejahterakan rakyat tidak tersampaikan.

"Tentunya hal ini tidak menjadi itikad baik di pandangan masyarakat. Sebagian kecil masyarakat mungkin tertarik dengan pemilu jaman now, tapi tidak sedikit masyarakat juga bermasa bodoh dengan persoalan ini," kata Dini, sapaan akrabnya.

Mahasiswa yang aktif di Paduan Suara Mahasiswa Unhas ini juga mengatakan, saling tebar fitnah antara pasangan membuat masyarakat bingung untuk memilih. Hal ini, katanya, membuat penyelenggaraan Pemilu 2019 tidak lagi menarik.

"Toh, siapa pun yang terpilih tidak mengubah nilai C menjadi A. Kiranya saya sudah memenuhi kewajiban sebagai warga negara dengan menggunakan hak suara, selebihnya lupakan," tambahnya.

Baca juga: Kata Mahasiswa Undip soal Polemik Quick Count Kubu Jokowi Vs Prabowo

 

 

4. Lulu Anugrawati

Pelaksanaan Pemilu 2019 menurut Lulu Anugrawati, mahasiswa semester 6 Jurusan Administrasi Hukum, Fakultas Hukum, Unhas masih dihiasi oleh perselisihan antar warga karena berbeda dukungan. Ia menyebut hal itu sebagai dampak dari Pemilu 2019.

Dia juga mengungkapkan, masih bertemu dengan warga yang memilih karena diberi sesuatu oleh kandidat caleg.

"Hal yang menarik yang pertama mengenai caleg yah. Banyak warga yang ambil caleg itu yang sudah lama tapi pas hari H nya dikasih serangan eh pilih yang dikasih serangan," ujarnya. 

Mahasiswi yang tinggal di Kecamatan Biringkanaya Makassar ini juga menyayangkan masih banyak Panitia Pemungutan Suara yang melakukan salah input data di tingkat TPS. Hal seperti ini menurutnya perlu dievaluasi KPU.

"Dan paling hangat-hangatnya banyak salah input data, dan dihitung ulang sekarang di kantor camat seperti di kantor camat dekat rumahku sudah lima hari sampai jam 12 malam (penghitungan) gara-gara itu," tuturnya.

Baca juga: Kata Mahasiswa Unsri Palembang soal Pemilu 2019

 

 

5. Firman Amir

Mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Hasanuddin Firman Amir mengatakan Pemilu 2019 kali ini masih tidak terbebas dari politik uang yang dilakukan para kandidat baik di tingkat legislatif.

Mahasiswa semester empat mengungkapkan hal ini harus dievaluasi oleh pengawas karena masih banyak yang luput.

"Penyelenggaraan pemilu tahun ini memiliki banyak hal yang menarik di antaranya banyaknya serangan fajar yang terjadi di mana-mana," ucapnya.

 

6. Juniansah Rakhmat

Sementara itu, mahasiswa jurusan administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas Juniansah Rahmat memuji KPU. Dia mengatakan, Pemilu yang diselenggarakan KPU pada tahun ini berlangsung sangat baik.

Menurut dia, penyelenggara pemilu sudah melakukan efisiensi dalam menggunakan anggaran negara.

"Menurut saya menariknya pemilu kali ini serentak dengan pileg dan mengefisienkan anggaran negara," kata mahasiswa semester 4 ini.

Baca juga: Kata Mahasiswa Undip soal Presiden yang Dibutuhkan Indonesia

 

 

7. Resvita

Mahasiswa semester 6 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Resvita menilai, Pemilu 2019 kali ini sangat menarik karena memiliki calon presiden yang sama dengan lima tahun yang lalu.

Dengan kembalinya kedua calon itu, lanjut dia, masyarakat sudah bisa menilai kualitas kandidat calon presiden terutama untuk petahana dalam memimpin selama lima tahun.

"Jadi ada peluang perbandingan misal kita pilih A pada tahun lalu berarti mereka sudah tahu kekurangan-kekurangan dan kelebihan A. Maka ada harapan bahwa B lebih baik," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com