SURABAYA, KOMPAS.com - Event tahunan Borobudur Marathon 2019 yang digelar harian Kompas bekerja sama dengan Pemprov Jateng dan Bank Jateng akan digelar 17 November 2019 mendatang.
Sebagai persiapan awal, harian Kompas menggelar roadshow bertajuk "The Tour Borobudur Marathon 2019" dengan tema "Intensif Training Plan" di Kota Surabaya, Sabtu (27/4/2019).
Surabaya merupakan kota pertama dalam tour tujuh kota. Selain Surabaya, roadshow juga dilakukan di Malang, Jakarta, Bandung, dan Jawa Tengah.
Tim event Kompas Sri Aswito Zainul mengatakan, Surabaya dipilih karena komunitas pelari di Kota Pahlawan ini cukup besar.
Baca juga: Borobudur Marathon Butuh Dukungan yang Lebih Besar
"Jadi memang kita pilih kota-kota yang banyak memiliki runners," kata Aswito ditemui di Bangi Kopi, Jalan Wali Kota Mustajab, Surabaya, Sabtu (27/4/2019).
Dalam kesempatan itu, penyelenggara menghadirkan beberapa pelari maraton berpengalaman, di antaranya Agus Hermawan, Rian Krisna, dan Riefa Istamar.
"The Tour Borobudur Marathon 2019" di Surabaya dimulai dengan pemanasan dan lari bersama sejauh 3 hingga 5 kilometer.
Usai berlari, para peserta beristirahat sejenak, sarapan, kemudian dilanjut diskusi soal training plan bersama narasumber pelari maraton.
Baca juga: Ajang Borobudur Marathon 2018, Ucapan Terima Kasih untuk Warga Magelang hingga Tips dari Sang Juara
Salah satu narasumber dalam diskusi itu, Rian Krisna, mengatakan, sebelum mengikuti lomba maraton, peserta harus memiliki training plan yang baik dan konsisten latihan.
Sebab, ada peserta maraton yang tidak pernah latihan kelelahan hingga kakinya tidak bisa digunakan berjalan. Karena tidak latihan, pelari merasa lari maraton itu menyiksa sekali.
"Makanya training plan itu penting banget dan harus konsisten. Harus komitmen latihan," katanya.
Pelari yang bekerja kantoran, kata Rian, harus menyiasati waktu dengan baik, yakni dengan latihan pagi.
Kata Rian, latihan malam tidak akan membantu fisik karena enargi sudah terkuras dengan pekerjaan. Di sisi lain, pelari juga menjaga pola makan dan istirahat yang cukup.
"Pelari yang berstatus pekerja kantoran ini harus mempersiapkan diri dengan baik. Nutrisi dan waktu istirahat harus diperhatikan. Karena akan sia-sia latihan 4-5 bulan kalau makannya sembarangan," ujar dia.