Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sebelum Meninggal, Bapak Pingsan di Sawah Karena Kelelahan Setelah Jaga TPS"

Kompas.com - 27/04/2019, 20:14 WIB
Achmad Faizal,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Muhammad Kurniawan tidak bisa menahan kesedihan, saat nama ayahnya dipanggil untuk menerima santunan dari Pemprov Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (26/4/2019) sore.

Tangis mahasiswa semester 6, Universitas Nahdatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro itu pun menyulut kesedihan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat memberikan santunan dan piagam penghargaan.

Keduanya pun larut dalam tangis di hadapan pejabat dan puluhan keluarga ahli waris yang diundang untuk menerima santunan dan penghargaan yang sama. "Saya tiba-tiba ingat Bapak saya," kata Kurniawan.

Pemuda berusia 22 tahun itu adalah putra bungsu Suparman, petugas keamanan di TPS 13 Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, yang meninggal 3 hari usai hari pemungutan suara Pemilu 2019, 17 April lalu.

Baca juga: Risma Berikan Pekerjaan untuk Istri Petugas KPPS yang Meninggal

Suparman sendiri sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat penyakit serius. Namun usai mengamankan TPS di desanya, dokter menyebut kondisi Suparman drop karena kelelahan. "Saat di rumah sakit, darahnya naik turun dan dadanya sesak," kata Kurniawan.

Kamis pagi, sehari setelah hari pemungutan suara, Suparman sempat pingsan di sawah yang digarapnya. "Dari TPS, bapak saya pulang setengah 4 pagi. Istirahat sebentar lalu berangkat ke sawah dan ditemukan pingsan, lalu dibawa ke rumah sakit," terang Kurniawan.

Suparman menurut dia sudah bekerja sejak sehari sebelum hari pemungutan suara. Selasa siang sudah mengambil kotak suara, dan malam harinya menjaga TPS hingga pukul 03.00 dini hari. Sempat pulang sebentar, lalu kembali berangkat ke TPS lagi sebagai petugas keamanan.

Kurniawan yang saat itu juga bekerja sebagai anggota KPPS, sama sekali tidak melihat kejanggalan sikap ayahnya. "Yang saya tahu, ayah saya saat itu sangat bersemangat dan sangat antusias sekali menjaga TPS. Kami semua tidak tahu jika akhirnya seperti ini," ujarnya.

Baca juga: Hak sebagai Anggota KPPS Belum Terpenuhi, Adukan ke Hakasasi.id

Bagi Kurniawan, Suparman adalah seorang ayah yang sangat dekat dengan putra-putranya. "Ayah saya itu periang dan suka guyon dengan anak-anaknya. Beliau juga suka jajan kayak anak-anak. Tubuhnya tinggi besar dan tubuhnya gemuk," kata Kurniawan.

Kepada Kurniawan, Suparman sempat mengutarakan niatnya jika honor hasil menjadi petugas keamanan TPS akan dibuat membeli ponsel baru, karena ponsel yang dimilikinya saat ini rusak.

"Karena masuk rumah sakit, akhirnya niat itu dibatalkan karena keluarga fokus pada kesembuhan ayah saya. Rencananya, setelah sembuh saya akan belikan ponsel baru untuk bapak saya," kenang Kurniawan.

Kurniawan adalah satu dari 51 ahli waris petugas Pemilu 2019 di Jawa Timur yang mendapatkan santunan dari pemprov. Selain mendapatkan santunan senilai Rp 15 juta, Suparman juga mendapatkan piagam penghargaan sebagai warga yang gugur saat melaksanakan tugas negara.

Choirul Anam, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, menyebut selain mendapatkan santunan dari Pemprov Jawa Timur. Para keluarga korban nantinya juga akan mendapatkan santunan dari KPU. "Sekarang bantuannya masih diproses di Kementerian Keuangan," jelasnya.

Untuk korban yang saat ini sedang sakit, pemerintah di masing-masing daerah akan menanggung biaya pengobatannya. "Jika sampai perlu dirujuk ke rumah sakit tipe A milik Pemprov Jatim, kami siap memberikan pelayanan kesehatan hingga benar-benar sembuh," kata gubernur Khofifah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com