BANDUNG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kamis (25/4/219), kurang lebih 225 jumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) meninggal dunia, sedang 1.470 anggota KPPS dilaporkan sakit.
Dari sisi psikolog, tingkat stress yang dialami petugas KPPS ini cukup tinggi, akumulasi tekanan terjadi saat proses pemungutan suara terjadi.
Psikolog Pamela Anggia Dewi menjelaskan keterkaitan tingkat stress petugas KPPS ini terjadi oleh beberapa faktor, mulai dari persiapan surat suara, penghitungan hingga pengantaran kotak suara ke tingkat kelurahan.
"Misal ada ratusan surat suara, ketika menghitung, petugas butuh satu menit, misal ada 1.000 surat suara berarti ada 1.000 menit dan itu membutuhkan beberapa jam, itu baru surat suara saja belum penghitungan, mengantarkannya ke kelurahan berarti kan butuh lama," kata Pamela yang ditemui di ruang kerjanya, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/5/2019).
Baca juga: Mimisan Saat Coblosan, Satu Petugas KPPS di Cianjur Gugur
Proses tersebut memberikan akumulasi tekanan tersendiri terhadap petugas KPPS, baik adanya tekanan berupa penghitungan yang harus teliti, hati-hati dalam melakukan pengawasan surat suara hingga tekanan dari masyarakat itu sendiri.
Kondisi ini memunculkan mekanisme pertahanan diri, ketika manusia menganggap ada situasi membahayakan maka respon tubuh memunculkan mekanisme itu.
Ada tiga tahap respon yang dimunculkan tubuh atau pikiran seseorang ketika mengalami tekanan, yakni Fight atau sikap melawan, flight atau menghindari, dan freeze, perasaan tidak berdaya atau merasa hampa, tidak ada bantuan.
"Misalnya menganggap situasi mengancam otomatis badan merespon untuk mempersiapkan badan fisik menghadapi situasi ancaman itu misalnya jantung berdegup kencang, leher, kaki, tangan kaku, hingga migrain," jelasnya.
Baca juga: KPU: Hingga Kamis, Anggota KPPS Meninggal 225 Orang, 1.470 Sakit
Dalam situasi yang penuh tekanan seperti ini otak pun mengatur bagian fungsi dari badan kita yang tidak perlu sehingga fungsinya pun menurun.
"Seperti fungsi pencernaan atau fungsi berpikir dalam keadaan stres itu menurun, sehingga makan enggak benar, susah konsentrasi. kalau ini terjadi terus menerus badan dalam keadaan waspada lama-lama lelah kehabisan energi. mungkin nanti respon muncul freeze tidak berdaya hampa dan tidak berharaga karena tekanan di sekitarnya," kata Pamela.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan