Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimisan Saat Coblosan, Satu Petugas KPPS di Cianjur Gugur

Kompas.com - 26/04/2019, 14:45 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Ane Liane (22), petugas KPPS 28 Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat meninggal dunia usai bertugas menjadi penyelenggara Pemilu Serentak 2019 di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Rosniawati (35), kerabat Ane mengatakan, sepupunya itu meninggal di rumah ibunya di Kp. Sarongge, Desa Ciputri, Kec.Pacet, Kab. Cianjur, Jawa Barat, Kamis (25/04/2019) petang dan disemayamkan di rumah ayahnya di Kp. Rarahan, Desa Cimacan, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur, Jumat (26/04/2019).

Sebelum meninggal, dikatakan Rosniawati, Ane sempat mengalami mimisan saat bertugas pada hari H coblosan. Ia diduga mengalami kelelahan ditambah dengan riwayat penyakit yang pernah diidapnya, gejala leukemia atau kanker darah.

“Enam bulan lalu memang sempat dirawat di rumah sakit karena gejala Leukemia, tapi sudah dinyatakan sembuh, dan saat mendaftar menjadi anggota KPPS juga dalam keadaan sehat,” kata Rosniawati (35) kepada Kompas.com di rumah duka, Jumat (26/04/2019).

Baca juga: KPU: Hingga Kamis, Anggota KPPS Meninggal 225 Orang, 1.470 Sakit

Meski sempat mimisan, sebut dia, Ane memilih tetap menjalankan tugasnya kendati harus membawa kapas dan selalu mengenakan masker.

“Namun kondisi tubuhnya drop sejak kemarin dan timbul bintik-bintik merah di kakinya. Oleh keluarga dibawa ke klinik. Hasil pemeriksaan harus dirujuk ke rumah sakit. Namun ia menolak karena masih merasa sehat dan kuat,” tuturnya.

Sejak itu, dikatakan Rosniawati, kondisi tubuh sepupunya itu terus menurun, selain kerap merasakan pusing dan lemas, juga kehilangan selera makan.

“Sebelum meninggal sempat minta ijin ingin menjenguk ibunya yang tinggal di daerah Sarongge kemarin. Namun tadi malam saya dapat kabar kalau Ane meninggal,” ucapnya lirih.

Baca juga: #IndonesianElectionHeroes, 7 Anggota KPPS di Sumut Gugur Saat Bertugas

Ketua KPPS 28 Desa Cimacan, Miftahudin (42) menyatakan duka mendalam atas kehilangan salahsatu anggotanya tersebut.

Betapa tidak, diakui Miftahudin, selama proses pemilu, Ane dinilai sangat rajin dan gesit mengemban tugasnya sebagai anggota KPPS.

“Kerjanya sangat bagus, bersemangat. Kondisinya juga kelihatan sehat-sehat saja, makanya kami kaget mendengar kabar duka ini,” ujarnya.

Meski begitu, diakui Miftahudin, pekerjaan di TPS untuk pemilu kali ini terbilang sangat berat dibandingkan sebelumnya.

Baca juga: Risma Kunjungi Rumah Duka Petugas KPPS yang Meninggal di Surabaya

“Kita harus bekerja siang malam, bahkan setelah hari pencoblosan kita baru bisa pulang tengah malam. Almarhumah juga aktif turut bekerja,” ucapnya.

Terkait riwayat penyakit yang diidap Ane, Miftahudin menyebutkan kondisinya sehat saat mendaftar sebagai anggota KPPS.

“Kita kan tidak mungkin merekrut petugas yang sakit. Sangat bugar kondisinya saat itu. Bahkan saat hari H pun tetap kelihatan sehat. Meski sempat mimisan, namun masih mampu menjalankan tugasnya dengan penuh semangat, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain,” tuturnya.

Miftahudin mengatakan, Ane layak disemati pejuang dan pahlawan demokrasi. “Ia telah bertugas tak kenal lelah bahkan sampai harus mengorbankan jiwanya,” imbuh Miftahudin.

#IndonesianElectionHeroes

Baca juga: INFOGRAFIK: #IndonesianElectionHeroes, Petugas Pengawas yang Gugur pada Pemilu 2019

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com