Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Siswa SMPN di Kalsel Arungi Lautan 17 Jam Demi Ikuti UNBK

Kompas.com - 25/04/2019, 12:59 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Delapan belas siswa bersama 4 guru pendamping dan Kepala Sekolah SMPN 2 Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan harus mengarungi lautan selama 17 jam demi mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kompetensi (UNBK) di ibu kota kabupaten.

Kepala SMPN 2 Pulau Sembilan Abdul Latif, mengatakan mereka berangkat dari Pulau Matasirih pada Jumat, (19/4/2019) dengan menumpang kapal ikan. Mereka terpaksa naik kapal nelayan karena jadwal kapal tol laut tak sesuai.

“Ada kapal tol laut, tapi lepas jadwalnya,” kata Abdul Latif di Kotabaru, seperti dilansir Antara, Rabu, (24/4/2019).

Baca juga: Belum Terakreditasi, 18 Sekolah di Depok Menumpang Saat UNBK

Para siswa dan guru duduk berjejalan di palka kapal yang sempit. Gelombang besar menghantam sepanjang jalan, sehingga penumpang kapal mabuk laut bahkan sampai muntah-muntah.

Kapal yang membawa mereka juga sempat mengalami masalah pada salah satu mesinnya. Namun, beruntung posisi sudah dekat ke tujuan dan akhirnya tiba dengan selamat keesokan harinya.

Menurut Abdul Latif, pihaknya tidak bisa melaksanakan UNBK secara mandiri karena ketiadaan perangkat komputer, ditambah kendala listrik dan jaringan telekomunikasi.

Oleh karena itu, pihaknya terpaksa menumpang ujian di SMA Negeri 2 Kotabaru.

“Makanya kami harapkan pemerintah agar turun langsung melihat keadaan kami, kalau teduh tidak masalah, tapi kalau angin kencang dan gelombang besar seperti kemarin kami berangkat kami sangat khawatir,” tuturnya.

Baca juga: Kekurangan Komputer, 17 Sekolah di Gunungkidul Menumpang UNBK di Sekolah Lain

Sementara itu, para siswa SMPN 2 Pulau Sembilan masih awam menggunakan komputer dan baru mempelajarinya saat akan ujian.

Meski ada tahap simulasi sebelum pelaksanaan UNBK, namun mereka tidak sekalipun ikut karena kendala biaya.

“Baru belajar hari Senin sebelum ujian, tapi sebentar saja kami semua sudah bisa. Lebih enak pakai komputer sih, kan kalau berbasis tulis mengerjakannya lama, menurut saya yang paling sederhana itu pakai komputer,” ucap Halmahera, salah seorang siswa.

Untuk mengikuti UNBK, sekolah harus menanggung biaya yang cukup besar untuk transportasi dan akomodasi para siswa.

Biaya carter kapal mencapai Rp 5 juta sekali jalan, belum sewa rumah dan carter angkot untuk pulang pergi ke tempat ujian.

Seluruh pengeluaran itu tak bisa ditutupi dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) karena jumlah yang diterima sekolah sangat sedikit.

Namun demikian, pihak sekolah tidak ada memungut dari orangtua siswa dan lebih memilih mencari dana talangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com