Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kisah Caleg Terlilit Utang dan Ingin Jual Ginjal | Ahmad Dhani Teriak "Prabowo Presiden" Usai Sidang

Kompas.com - 24/04/2019, 07:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah gagal menjadi calon legislatif di tahun 2014, Candra Saputra (31), warga Blora, Jawa Tengah, akhirnya lolos di Pemilu 2019 ini.

Candra mengaku sempat terlilit utang sekitar Rp 400 juta untuk biaya kampanye usai gagal lolos di pemilihan tahun 2014. Saat itu dirinya berencana menjual ginjalnya untuk melunasi utang tersebut. 

Saat ini Candra dan istrinya, Shinanta Previta Anggraeni, lolos menjadi anggota legislatif di DPRD Kabupaten Pekalongan.  

Selain itu, berita tentang seorang petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di Jember, bernama Dewi menjadi sorotan pembaca. Dewi mengalami keguguran saat bertugas di TPS.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Candra Saputra, caleg yang pernah ingin jual ginjal untuk bayar utang

Candra Saputra dan Shinanta Previta AnggraeniKompas.com/Ari Himawan Candra Saputra dan Shinanta Previta Anggraeni

Warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini pernah gagal dalam pemilihan calon legislatif (caleg) Dapil 4 Kabupaten Pekalongan dari Partai Demokrat tahun 2014.

Setelah itu, Candra berniat menjual ginjalnya karena terlilit hutang hingga Rp 400 juta lebih untuk modal kampanye.

Ia pun harus pergi ke Jakarta, dan tidur bersama puluhan tunawisma di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menjualkan ginjalnya kepada seseorang.

Selama 10 hari berada di Jakarta, ia tak kunjung menemukan orang yang ingin membeli ginjalnya untuk melunasi hutangnya.

Lalu, hidup Candra berubah setelah bertemu dengan Dahlan Iskan yang saat itu menjabat Menteri BUMN.

"Pak Dahlan Iskan yang membantu saya, dengan memberikan bantuan sebesar Rp 400 juta lebih, untuk melunasi hutang-hutang saya," kenang Candra, Selasa (23/4/2019).

Baca berita selengkapnya: Kisah Caleg Pekalongan yang Akan Jual Ginjal, Kini Pasutri Ini Malah Lolos Nyaleg

2. Dewi, petugas PTPS di Jember, keguguran saat bertugas

Pengawas TPS, Dewi Lutfiatun Nadhifah (memegang selimut), Mengalami Keguguran Kandungan Karena Kelelahan Saat Melakukan Proses Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pada Pemilu 17 April 2019 Lalu. KOMPAS.com/ Ahmad Winarno Pengawas TPS, Dewi Lutfiatun Nadhifah (memegang selimut), Mengalami Keguguran Kandungan Karena Kelelahan Saat Melakukan Proses Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pada Pemilu 17 April 2019 Lalu.

Dewi Lutfiatun Nadhifah (30), seorang Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di TPS 10 Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, harus merelakan janin bayinya yang baru berusia 7 minggu.

Saat itu, sekitar pukul 00.00 WIB, Dewi mengaku mengalami sakit perut dan keluar bercak.

"Nah waktu itu kemudian terus- terusan keluar darah, dan sakit. Jam 01.30 dini hari saya baru pulang dari TPS karena baru selesai proses penghitungan," kenangnya.

Karena khawatir, pagi harinya Dewi bersama suaminya mendatangi klinik untuk memeriksakan kandungannya.

"Waktu itu darahnya keluar terus menerus, dan saya periksa ke klinik. Akhirnya disitu baru tahu, kalau saya mengalami keguguran," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Baca berita selengkapnya: "Untuk Masa Depan Bangsa, Saya Ikhlaskan Janin Bayi Saya... "

3. Kisah pilu Ketua KPPS di Cianjur yang meninggal usai bertugas

JENAZAH Hamim Hardiansyah (47), Ketua KPPS 31, Pasarean, Kelurahan Pamoyanan, Kab. Cianjur, Jawa Barat saat dibawa ke rumah duka dari RSUD Sayang, Cianjur, Selasa (23/04/2019). Hamim meninggal dunia karena kelelahan usai bertugas di TPS.KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN JENAZAH Hamim Hardiansyah (47), Ketua KPPS 31, Pasarean, Kelurahan Pamoyanan, Kab. Cianjur, Jawa Barat saat dibawa ke rumah duka dari RSUD Sayang, Cianjur, Selasa (23/04/2019). Hamim meninggal dunia karena kelelahan usai bertugas di TPS.

Hamim sempat bercerita kepada keluarganya perihal beberapa petugas KPPS di Cianjur, yang meninggal dunia karena kelelahan.

“Tadi pagi sempat bincang-bincang, katanya sudah ada enam petugas KPPS di Cianjur, yang meninggal dunia. Beliau bilang, mudah-mudahan dia tetap sehat-sehat saja. Setelah itu pergi mandi, tapi tiba-tiba muntah darah dan pingsan,” tutur Fitri (27), adik ipar Hamim, kepada Kompas.com di rumah duka, Selasa.

Oleh keluarga, Hamim, kemudian dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sayang, Cianjur, untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, sekitar pukul 10.00 WIB nyawanya tidak tertolong.

“Setelah hari pencoblosan dan penghitungan suara di TPS, Rabu (17/4/2019) lalu, beliau mengeluhkan sakit di ulu hati,” ujar Fitri.

Baca berita selengkapnya: Sebelum Berpulang, Ketua KPPS di Cianjur Ini Sempat Tanya Sudah Berapa Anggota KPPS yang Meninggal

4. Usai sidang, terdakwa Ahmad Dhani teriak "Prabowo Presiden"

Ahmad Dhani datang ke Pengadilan Negeri Surabaya untuk menghadiri sidang lanjutan perkara ujaran kebencian, Selasa (23/4/2019)KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Ahmad Dhani datang ke Pengadilan Negeri Surabaya untuk menghadiri sidang lanjutan perkara ujaran kebencian, Selasa (23/4/2019)

Ahmad Dhani terus menunjukkan ekspresinya sebagai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Usai sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (23/4/2019), Ahmad Dhani meneriakkan "Prabowo Menang" saat akan memasuki mobil tahanan.

Teriakan "Prabowo Menang" diucapkan Ahmad Dhani, dengan nada tinggi, sambil tangan kanannya mengepal dan menghadap ke arah wartawan dan pengunjung pengadilan yang mengabadikan gambarnya.

Usai berteriak, Ahmad Dhani langsung masuk ke dalam mobil tahanan.

Baca berita selengkapnya: Sebelum Masuk Mobil Tahanan, Ahmad Dhani Teriak "Prabowo Presiden"

5. Jumlah suara dan pemilih tidak sinkron di Lubuk Linggau

Hasil rekap C1 di TPS 04 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuk Linggau Timur I, kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, yang diupload di Situng KPU tidak sesuai dengan jumlah suara.
HANDOUT Hasil rekap C1 di TPS 04 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuk Linggau Timur I, kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, yang diupload di Situng KPU tidak sesuai dengan jumlah suara.

Jumlah suara pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) di situs KPU.go.id ada kejanggalan. Dimana, perolehan suara dua pasangan capres dan cawapres ditemukan tak sesuai dengan jumlah pemilih.

Kejadian itu berada di TPS 04 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuk Linggau Timur I, kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Dalam situs tersebut, jumlah pemilih adalah 239 orang dengan suara sah sebanyak 236 dan 3 suara tidak sah.

Paslon capres 01 pun mendapatkan suara sebanyak 184 suara dan paslon capres 02 mendapatkan 152 suara. Jika ditotalkan, jumlahnya adalah 336 suara.

Baca berita selengkapnya: Ada Kejanggalan Suara Capres di Lubuk Linggau, Jumlah Pemilih dan Suara Sah Tak Sinkron

Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra, Achmad Faizal, Firman Taufiqurrahman, Ahmad Winarno, Ari Himawan Sarono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com