Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tragedi Petugas KPPS di Pemilu 2019, Korban Meninggal 91 Orang hingga Demo Tagih Honor

Kompas.com - 23/04/2019, 13:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

Terbanyak kedua setelah Jawa Barat adalah Jawa Tengah yaitu sebanyak 17 orang meninggal dunia dan di Jawa Timur sebanyak 14 orang.

Selain itu, 374 anggota KPPS dilaporkan sakit. Jumlah ini tersebar di sejumlah daerah di 15 provinsi.

Baca Juga: Data KPU: 91 Orang Petugas KPPS Meninggal Dunia

3. Dedi Mulyadi: Pemerintah harus segera gelar evaluasi

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendesak pemerintah segera mengevaluasi penyelenggaraan pilpres dan pileg serentak.

Dedi mengatakan, usulan evaluasi tersebut berangkat dari sejumlah persoalan yang muncul di lapangan saat Pemilu 2019 digelar.

Persoalan paling mencolok, menurut dia, adalah banyaknya petugas KPPS yang meninggal pada 17 April.

“Banyaknya petugas KPPS yang meninggal membutuhkan penyikapan yang serius dari pemerintah. Setelah proses pemilu selesai, ini harus dievaluasi segera oleh pemerintah,” kata Dedi melalui sambungan telepon, Jumat (19/4/2019).

Baca Juga: Banyak KPPS Meninggal Kelelahan, Golkar Desak Pemilu Serentak Dievaluasi

4. KPU akan santuni keluarga petugas KPPS yang meninggal dunia

KERABAT Hadiat (65), petugas KPPS yang meninggal dunia saat menjaga TPS memerlihatkan foto dan kartu tanda petugas KPPS almarhum di rumah duka di warga Kp. Panumbangan RT 002 RW 001, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (22/04/2019) KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN KERABAT Hadiat (65), petugas KPPS yang meninggal dunia saat menjaga TPS memerlihatkan foto dan kartu tanda petugas KPPS almarhum di rumah duka di warga Kp. Panumbangan RT 002 RW 001, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (22/04/2019)

KPU berencana memberikan santunan kepada petugas KPPS yang meninggal dunia dan sakit karena kelelahan melakukan penghitungan suara di TPS.

"Ya bisa nanti orang sakit, meninggal, kami santunilah," kata komisioner KPU, Ilham Saputra, di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).

Ilham mengatakan, petugas KPPS yang sakit ataupun meninggal dunia tidak hanya disebabkan faktor kelelahan, tetapi ada pula yang terkena serangan jantung.

Ia mengakui, pekerjaan sebagai penyelenggara pemilu sangat berat dan menguras tenaga.

Baca Juga: KPU Akan Santuni Petugas KPPS yang Sakit hingga Meninggal Dunia

5. Aksi solidaritas untuk para petugas KPPS

Para relawan Jokowi, sedang menyalakan lilin di depan Kantor KPU NTT, Minggu (21/4/2019) malamKOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Para relawan Jokowi, sedang menyalakan lilin di depan Kantor KPU NTT, Minggu (21/4/2019) malam

Puluhan relawan Jokowi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi menyalakan 1.000 lilin dan doa bersama di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT, Minggu (21/4/2019).

Sebelum menggelar aksi doa bersama dan menyalakan lilin, para relawan ini menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".

Para relawan Jokowi ini terdiri dari BaraJP NTT, Pospera NTT, Seknas Jokowi NTT, Bravo5 NTT, Jenggala Center, RJI (Relawan Jokowi Indonesia), SOJO (Solidaritas Jokowi, Teman Jokowi, ULTRAS untuk Jokowi dan RELIJI.

Koordinator aksi, Hildebertus Selly kepada Kompas.com di sela-sela aksi mengatakan, pihaknya mendoakan arwah petugas KPPS dan anggota Polri yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas selama pemungutan dan penghitungan suara pada pemilu serentak kemarin.

"Mereka adalah pahlawan demokrasi Indonesia yang mesti mendapatkan penghormatan dan penghargaan atas baktinya bagi Indonesia," ujar Selly.

Baca Juga: 1.000 Lilin untuk Petugas KPPS dan Polisi yang Gugur saat Bertugas

Sumber: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere, Putra Prima Perdana, Fitria Chusna Farisa, Wijaya Kusuma)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com