Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas KPPS Meninggal Dunia di Cianjur Bertambah Jadi Empat Orang

Kompas.com - 22/04/2019, 19:42 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Rachmawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com, CIANJUR – Sutaryat (56) petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 08 Kp. Pasir Jambu, Desa Margasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat meninggal dunia, Minggu (21/04/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, warga Kp. Mekarjaya, RT 004 RW 006 Desa Margasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu meninggal dunia diduga karena kelelahan dan diperparah dengan riwayat penyakit yang dideritanya.

Sutaryat menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah kondisi kesehatannya terus drop karena kelelahan akibat tidak tidur dua hari dua malam.

Baca juga: Diduga Kelelahan Ikut Rekapitulasi, Seorang Ketua KPPS di Maluku Meninggal

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cianjur, Hilman Wahyudi menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya sejumlah petugas KPPS.

“Kami berduka cita sedalam-dalamnya. Mereka adalah para pejuang dan pahlawan demokrasi yang bekerja penuh dedikasi bahkan harus mengorbankan nyawa,” kata Hilman saat dihubungi Kompas.com, Senin 922/04/2019).

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya atas dedikasi dan totalitas mereka selama menjalankan tugasnya sebagai ujung tombak penyelenggara pemilu di tingkat paling bawah.

“Hal ini menunjukkan tanggujawab penuh yang dijalankan mereka dalam mengawal proses demokrasi agar berjalan jujur dan adil. Mereka adalah para pahlawan demokrasi,” ujarnya.

Baca juga: Sempat Dirawat 5 Hari, Petugas KPPS di Cianjur Meninggal karena Kelelahan

Kabar meninggalnya Sutaryat sendiri menambah daftar panjang petugas KPPS di Kabupaten Cianjur yang meninggal dunia usai bertugas melaksanakan Pemilu 2019 di tingkat TPS di wilayahnya masing-masing.

Sebelumnya, tiga anggota KPPS di Kabupaten Cianjur juga meninggal dunia. Mereka adalah Entis Tisna Sasmita (62), petugas KPPS 13 Perum Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten cianjur. Hadiat (65) petugas KPPS 10 Kp. Panumbangan RT 002 RW 001, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, dan Somantri (61) Ketua KPPS 01 Kampung Cipandak RT 002 RW 004, Desa Kertajadi, Kecamatan Cidaun.

Mereka bertiga sempat mendapatkan perawatan medis. Kelelahan setelah bekerja berhari-hari secara maraton sebagai petugas TPS diduga menjadi pemicu meninggalnya anggota KPPS.

Ketua KPPS 13 Perum Hegarmanah, Kec. Karangtengah, Kab. Cianjur, Yusuf Ruslan Tajiri kepada Kompas.com mengaku, selama proses pungut hitung, ia dan seluruh petugas KPPS tidak tidur hingga berhari-hari.

“Terus-terusan bekerja mulai proses pencoblosan, penghitungan dan rekap suara. Belum lagi membuat banyak berita acara, hingga harus bolak-balik mengirimkan logistik ke kantor desa,” katanya.

Baca juga: Petugas KPPS Meninggal Dunia di Cianjur Bertambah Jadi Dua Orang

Yusuf mengaku, penyelenggaraan pemilu kali ini terasa sangat berat dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

“Saya sudah 20 tahun jadi Ketua KPPS, dan ini yang paling berat. Bekerja ekstra, sangat melelahkan. Tolonglah pemerintah jangan ada lagi pemilu diserentakkan seperti sekarang ini. Dipilah-pilah saja, pileg dan pilpres,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Cibulakan, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur, Ayi Sudjana. Ia mengaku tugas sebagai penyelenggara di tingkat PPS maupun TPS pada pemilu saat ini adalah yang paling berat sepanjang pengalamannya mengawal pesta demokrasi sejak jaman Orde Baru.

“Baru kali ini beratnya minta ampun. Belum lagi persoalan logistik yang harus jemput bola (ke gudang KPU). ATK dan perlengkapan untuk hari H banyak yang kurang. Saya saja Ketua PPS tidak tidur empat hari empat malam,” imbuhnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com