Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKD Sumut: Ada yang Ingin Mempermalukan Bupati Mandailing Natal

Kompas.com - 22/04/2019, 17:12 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Khairina

Tim Redaksi


MEDAN, KOMPAS.com - Hitungan jam pasca-beredarnya surat pengunduran diri Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution dari jabatannya karena kecewa dengan perolehan suara Jokowi–Ma’ruf Amin di wilayahnya anjlok, Juru Bicara Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Utara Sutrisno Pangaribuan menemuinya di rumah dinas bupati.

Sutrisno lalu berdiskusi terkait pemilu yang berjalan baik, aman, dan damai.

Kemudian. ia bertanya kepada Dahlan terkait surat yang dikirim kepada Presiden Joko Widodo yang langsung viral, menjadi bahan pembicaraan masyarakat.

Dahlan menjelaskan dengan ekpresi sedih, semuanya terkait perolehan suara paslon 01 di Mandailing Natal.

"Beliau menjelaskan adanya upaya dari pihak tertentu yang ingin mempermalukannya dengan perolehan suara rendah di kabupaten yang mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Di kampung "bere" atau menantu Bapak Joko Widodo. Ekspresi ini murni sebagai pilihan bupati tanpa tekanan dari pihak manapun, dan tanpa tujuan politik apapun," kata Sutrisno kepada Kompas.com lewat pesan singkatnya, Senin (22/4/2019).

Baca juga: Edy Rahmayadi Sebut Surat Permohonan Pengunduran Diri Bupati Mandailing Natal Tak Sesuai Prosedur

"Bupati sedang memenuhi janjinya, bersedia berhenti jadi bupati, jika paslon 01 kalah di Mandailing Natal. Bupati berjanji kepada diri sendiri dan pernah disampaikan kepada saya. Oleh karena itu, ekspresi bupati sama sekali tidak ada kaitannya dengan Jokowi pun dengan paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Tidak ada tekanan atau permintaan maupun arahan dari Presiden Jokowi atau keluarganya," sambungnya.

Lanjut Sutrisno, bangsa ini harus berjalan terus, pileg dan pilpres sudah usai, proses perhitungan berjenjang sedang berlangsung, mari serahkan kepada Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu, untuk menuntaskan tahapan pemilu dengan baik.

Menyangkut polemik surat bupati kepada Presiden Jokowi, ia berharap agar menyerahkan sepenuhnya kepada Menteri Dalam Negeri yang akan segera memanggil bupati.

"Jika ada pihak lain yang menyatakan ada tekanan kepada kepala daerah untuk memenangkan paslon 01, itu adalah fitnah, hoaks. Paslon 01 lebih mengutamakan persatuan Indonesia daripada sekedar memenangkan pilpres," cetus dia.

Baca juga: Bupati Ingin Mundur karena Jokowi Kalah di Mandailing Natal, Ini Komentar Istana

Pihaknya tidak mau berpesta bahkan melakukan deklarasi kemenangan meskipun menurut hitung cepat beberapa lembaga survei, paslon 01 dinyatakan menang.

Jika nanti KPU RI menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin menang, mereka tidak akan berpesta, tidak akan jumawa.

"Kita hanya akan berpesta jika persatuan dan kesatuan bangsa kita semakin kokoh, kuat, dan teguh." tegas Sutrisno.

Seperti diberitakan, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution mengundurkan diri dari jabatannya. Lewat surat berlambang Garuda yang langsung ditandatanganinya, kuat dugaan keputusannya ini karena perolehan suara Jokowi–Ma’ruf Amin anjlok di wilayahnya.

Padahal, berkat upaya Dahlan, pemerintahan Jokowi sudah banyak memberikan perhatian kepada Madina, namun ternyata tidak efektif mempengaruhi masyarakat memilih Jokowi.

Juru Bicara TKD Sumut Sutrisno Pangaribuan mengakui, suara dari Kabupaten Madina jauh dari yang mereka targetkan. Pihaknya menargetkan jumlah perolehan suara di Madina mencapai 40 persen lebih, namun malah di bawah 30 persen.

Pada Pemilu 2014 lalu, Jokowi juga mengalami hal yang sama, kalah telak.

Berpasangan dengan Jusuf Kalla, Jokowi hanya mampu meraup suara 23,87 persen sedangkan Prabowo-Hatta Rajasa meraup 76,13 persen suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com