Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta di Balik Tragedi Gugurnya Petugas Pemilu di Indonesia, 54 Orang Meninggal hingga Faktor Kelelahan

Kompas.com - 22/04/2019, 15:39 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

"86 petugas yang mengalami musibah, meninggal 54 orang dan sakit 32 orang," kata komisioner KPU, Viryan Azis, di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).

Menurut Viryan, petugas yang meninggal dunia ataupun sakit sebagian besar karena kelelahan. Ada pula petugas yang mengalami kecelakaan. Jumlah tersebut masih mungkin bertambah lantaran KPU terus melakukan pembaruan data.

"Sangat mungkin masih bertambah karena sekarang rekapitulasi suara di kecamatan sedang berlangsung, KPPS, PPS, dan PPK terus merekap suara," ujar Viryan.

Baca Juga: KPU: 54 Petugas KPPS Meninggal Dunia, 32 Orang Sakit

3. KPU: petugas wajib dapat layanan kesehatan

Banyaknya kasus petugas yang jatuh sakit dan berguguran saat penyelenggaraan Pemilu 2019, Viryan berharap ada layanan kesehatan gratis dari Kementerian Kesehatan atau pemerintah daerah di setiap kecamatan.

Layanan ini diharapkan dapat memfasilitasi seluruh jajaran penyelenggara pemilu, baik KPPS, PPS, PPK, hingga pengawas TPS, PPL, panwas kecamatan, hingga saksi dan peserta pemilu.

"Sedih sekali melihat teman-teman kami berguguran. Mereka pahlawan Pemilu Indonesia 2019," kata Viryan.

Baca Juga: KPU Akan Urunan Dana Santuni Keluarga dari Petugas KPPS yang Meninggal Dunia

4. Medan yang sulit membuat polisi berguguran

Sri Mindarwati, memegang foto suaminya Letkol Inf Purnawirawan Ngadiono Supaat, di rumahnya di Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Sabtu (20/4/2019). Ngadiono meninggal dunia diduga karena kelelahan menjadi petugas KPPS di TPS 13 desa setempat. Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sri Mindarwati, memegang foto suaminya Letkol Inf Purnawirawan Ngadiono Supaat, di rumahnya di Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Sabtu (20/4/2019). Ngadiono meninggal dunia diduga karena kelelahan menjadi petugas KPPS di TPS 13 desa setempat.

"Sampai dengan hari ini, informasi yang saya dapat dari SDM, ada 15 anggota yang gugur dalam melaksanakan tugas," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019).

Mereka gugur saat menjalankan tugas di berbagai daerah, seperti Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur.

Dedi mengatakan, para anggota tersebut gugur karena kondisi kesehatan setiap orang berbeda-beda. Selain itu, kondisi geografis tempat mereka bertugas juga memiliki tingkat kesulitan yang beragam.

"Kemudian kondisi secara geografis TPS tersebut berbeda-beda, ada yang sangat jauh, sulit. Makanya sebagian besar yang meninggal kan di luar Jawa," ujar Dedi.

"Kalau yang di Jawa disebabkan kecelakaan lalu lintas, dari Polsek menuju TPS, kemudian dari TPS menujuk ke PPK. Kalau di luar Jawa kondisi geografisnya kan cukup jauh, dan cukup sulit ke TPS," sambung dia.

Baca Juga: Polri: 15 Polisi Gugur Saat Amankan Pemilu 2019

5. Tercatat 10 petugas di Jawa Tengah meninggal

Almarhum Slamet, berfoto bersama saat akan menjalankan tugas di TPS 09, Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa TengahKompas.com/ Dokumentasi Keluarga Almarhum Slamet, berfoto bersama saat akan menjalankan tugas di TPS 09, Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Pada hari Sabtu (20/4/2019), Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Jawa Tengah, Paulus Widiyantoro mengatakan, sebanyak 10 petugas yang terlibat dalam Pemilu 2019 dilaporkan meninggal dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com