Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Dzikir Hubbul Wathon Kecam Ledakan Bom Sri Lanka

Kompas.com - 21/04/2019, 20:41 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon mengecam serangan 8 bom di Sri Lanka yang menewaskan 160 orang. Tiga bom di antaranya mengancurkan tiga gereja serta menewaskan puluhan jemaat.

Selain ke gereja, ledakan bom Sri Lanka juga menyasar tiga hotel bintang lima, yakni Shangri-La Hotel, Cinnamon Grand dan The Kingsbury Colombo di ibu kota bisnis Sri Lanka, Kolombo.

"Belum berselang lama pasca-serangan teroris yang menewaskan lebih dari 50 jamaah Masjid An-Noor dan beberapa masjid lain di Christchurch Selandia Baru, kini Srilanka tenggelam dalam duka ketika serangan bom dan bom bunuh diri teroris menewaskan ratusan orang jemaat gereja yang tengah merayakan Paskah," kata Hery Haryanto Azumi, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Minggu (21/4/2019).

Baca juga: Kemenlu Pastikan Tak Ada Korban WNI dalam Ledakan Bom Sri Lanka

Hery menilai, ledakan bom Sri Lanka adalah pembantaian yang tidak dapat dibenarkan oleh ajaran-ajaran agama mana pun dan apa pun alasannya.

"Tindakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai suci kemanusiaan," tandasnya.

Majelis Dzikir Hubbul Wathan pun mengajak seluruh umat beragama di Indonesia dan dunia untuk menggalang solidaritas lintas agama dan memerangi segala bentuk aksi terorisme yang mengatasnamakan agama.

"Bahwa tindakan terorisme tersebut tidak berhak mencantumkan nama atau alasan agama apapun sebagai dalih pembenaran," katanya.

Pihaknya juga menyerukan kepada seluruh pemuka agama untuk mengaktifkan dialog, baik antar-umat beragama maupun intern umat beragama dan juga dengan pemerintah. Hal itu untuk mencegah tindakan provokatif yang bisa memecah bangsa.

Baca juga: Dua Ledakan di Sri Lanka Diduga Akibat Aksi Bom Bunuh Diri

Pengurus besar MDHW juga mengajak masyarakat dunia untuk mendukung Pemerintah Srilanka dan segenap umat beragama di sana agar dapat melalui cobaan ini dengan baik dan mampu mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin saja muncul di masa mendatang.

"Mari kita hanya menyebar rahmah (kasih sayang), bukan fitnah dan adu domba," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com