Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2019, 20:19 WIB
Farid Assifa

Editor

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bayi berusia tujuh bulan, Dian Asriyani, yang dikubur hidup-hidup di Purwakarta, akhirnya meninggal dunia, Sabtu (20/4/2019).

Ketua RW rumah korban di Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta, Yayat Ahmad Hidayat membenarkan kabar itu.

"Saya dapat kabar anaknya Ujang yang dirawat di rumah sakit meninggal dunia pukul 09.00 WIB," kata Yayat saat dikonfirmasi.

Korban sempat menjalani perawatan intensif di ruang PICU NICU RSUD Bayu Asih Purwakarta.

Korban meninggal dunia setelah dirawat oleh tim medis lebih dari tiga minggu dengan sejumlah alat medis yang menempel di tubuh mungilnya.

Baca juga: Bayi Lima Bulan di Purwakarta Selamat Setelah Dikubur Hidup-hidup oleh Ibunya

Bahkan untuk menopang hidupnya karena mengalami koma, selama 24 hari Dian terus ditopang oleh obat pemicu jantung.

Yayat mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatnya, bayi mungil itu meninggal karena pernafasannya terganggu.

Korban langsung dibawa ke rumah duka dan langsung diurus untuk segera dimakamkan.

"Jelang 15 menit tiba di rumah duka, langsung dimakamkan tidak jauh dari rumah. Semua warga di sini ikut mengantar ke makam," kata Yayat.

Sebelumnya, Dian selamat setelah dikubur hidup-hidup oleh ibunya yang menderita gangguan jiwa, di Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (27/3/2019).

Kronologi kejadian

Kejadian berawal saat ibu bayi tersebut, Wartini (35), mengaku kepada saudaranya bahwa dia kehilangan bayinya. Curiga atas pengakuan Wartini, bibi korban, Siti Atikah beupaya mencari bayi tersebut. Siti mencurigai keponakannya itu berada di belakang rumah, karena Siti sempat melihat Wartini menggali dua lubang dengan alasan akan ditanami tanaman.

"Saat diperiksa ke belakang rumah ditemukan ada dua galian tanah, dan salah satunya itu ada korban. Terlihat karena ada tangan dan kain putih dia sekitar galian tanah," ujar Kapolsek Kiarapedes, Iptu Toto Herman Permana.

Ternyata benar tubuh Dian dikubur di dalam tanah. Tubuh Dian yang sudah melemas dan kotor dengan tanah itu dibawa ke Puskesmas Wanayasa. Korban akhirnya dilarikan ke RSUD Bayu Asih Purwakarta guna penanganan medis lebih lanjut.

Bayi malang tersebut selamat. Namun, mengalami hipotermia dan sesak nafas.

"Bayi mengalami kedinginan, tapi alhamdulillah bayi masih dalam keadaan hidup dan sekarang sudah berada di RSUD Bayu Asih," ucap Toto.

Baca juga: Seorang Kakek Buang Bayi Hasil Hubungan dengan Anak Kandung yang Mengidap Keterbelakangan Mental

 

Toto mengatakan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa saat usia kandungannya sekitar tujuh bulan.

"Diduga ibu korban mengubur anaknya sendiri di belakang rumah, saat suaminya tidak ada karena sedang kerja ke kebun. Ibu bayi mengalami depresi," kata Toto.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Dian Asriyani, Bayi yang Dikubur Hidup-hidup oleh Ibunya Meninggal Setelah Koma 24 Hari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com