Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Hutan Pinus dan Kisah Warga Lereng Gunung Slamet Keluar dari Jerat Kemiskinan

Kompas.com - 21/04/2019, 12:37 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Kawasan wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah sudah sangat dikenal. Kawasan wisata di lereng selatan Gunung Slamet ini dikembangkan sejak 1980-an.

Dan kini, menjadi salah satu destinasi wisata favorit, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Selain kawasan wisata Baturraden, juga dikembangkan wisata alternatif berupa kawasan hutan pinus.

Wisata hutan pinus tepatnya di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang berjarak sekitar 5 km ke arah timur dari Baturraden.

Baca juga: Glamping di Hutan Pinus, Wisata Baru Dekat Candi Borobudur

Tanah yang subur, udara sejuk, pepohonan yang rimbun, dan pemandangan yang memukau menjadi andalan kawasan wisata hutan pinus yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Perhutani Banyumas Timur ini.

Ketua Pokja Wisata Hutan Pinus Limpakuwus Eko Purnomo mengatakan, pengembangan kawasan wisata yang berada di lahan seluas 10 hektar ini bertujuan agar warga setempat memperoleh pendapatan tambahan.

Pada 2016, desa tersebut merupakan salah satu desa termiskin di Jateng.

“Ini menjadi motivasi bagi kami, Desa Limpakuwus disebut sebagai desa tertinggal, desa kami dikategorikan desa miskin rangking 2 di Jateng. Di kabupaten ranking 1 pada tahun 2016. Dengan adanya desa wisata ini, kami bercita-cita mengubah statusnya dari desa merah menjadi paling tidak kuning," kata Eko saat ditemui, Kamis (19/4/2019).

Baca juga: Wonogiri Juga Punya Hutan Pinus yang Instagramable, Tertarik?

Jumlah penduduk di desa yang berada di ketinggian 750 mdpl ini kurang lebih sekitar 5.300 jiwa.

Sebagian besar warganya selama ini bermata pencaharian utama sebagai buruh tani dan bekerja sebagai pemerah sapi.

“Semua yang kami lakukan swadaya, tidak ada campur tangan pemerintah. Kami sudah berkomitmen. Kami 10 orang merintis, berjuang dari nol. Kami didukung teman-teman kreatif dan bimbingan dari Perhutani,” ujar Eko.

Menurut Eko, hamparan pohon pinus di lokasi tersebut merupakan pohon pinus unggulan dan dijadikan sebagai objek pembibitan.

Biji pohon pinus tersebut disebut memiliki kualitas terbaik untuk persemaian pohon pinus di Indonesia.

Baca juga: Hutan Pinus Mangunan, Tempat “Ngadem” nan Fotogenik di Jogja

Melihat antusiasme pengunjung, wisata yang dirintis sejak 2018 ini akan terus dikembangkan.

Rencananya tahun depan akan menawarkan konsep glamour camping, yaitu bermalam di dalam tenda, namun dengan fasilitas hotel bintang 5.

Saat ini, fasilitas yang tersedia antara lain penyewaan ATV, hammock, dan wahana untuk swafoto.

Lokasi ini juga menjadi salah satu favorit untuk foto prewedding. Setiap hari, jumlah pengunjung rata-rata sebanyak 600-800 orang dan meningkat hingga 1.000 orang pada akhir pekan.

Salah satu wisatawan asal Jakarta, Elok Febriani, mengatakan, pemandangan di hutan pinus masih sangat alami. Selain itu, juga dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai.

“Udaranya masih segar, cocok buat liburan. Di sini kita bisa selfie-selfie, ada fasilitas ATV juga. Jadi adventure, jadi seru, di hutan lebih menantang,” ujar Elok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com