Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja 18-24 Jam, Petugas KPPS di Sleman Keluhkan Honor Belum Cair

Kompas.com - 19/04/2019, 21:52 WIB
Wijaya Kusuma,
Dian Maharani

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengaku di Kabupaten Sleman belum menerima honor. Mereka pun meminta kejelasan dari KPU Sleman mengenai pencairan honor.

Ketua KPPS di TPS 44 Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman, Darmanto mengatakan, hingga saat ini belum ada kepastian dari KPU mengenai kapan honor akan dicairkan.

"Tidak tahu kenapa sampai sekarang honor belum diberikan," ujar Ketua KPPS di TPS 44 Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman, Darmanto, Jumat (19/04/2019)

Darmanto menyampaikan, dana operasional memang sudah diberikan sehari sebelum pelaksanaan pencoblosan. Dana operasional itu, seperti pengadaan tempat TPS bagi yang tidak mempunyai gedung, APK, dan konsumsi.

Baca juga: Diduga Kelelahan, Seorang Anggota KPPS di Karawang Meninggal Dunia

Hanya saja, untuk honor KPPS sejak Bimtek terakhir belum ada kejelasan kapan akan dibayarkan.

Darmanto menyampaikan, setiap KPPS ada sembilan orang yang bertugas. Ada tujuh orang KPPS dan dua anggota Linmas.

"Harusnya itu kan begitu selesai, honor diterimakan sehingga istilahnya sebelum keringat kering lah. Kalau ini enggak jelas kapan," tandasnya.

Menurutnya, kerja petugas KPPS luar biasa untuk menyukseskan pencoblosan. Rata-rata paling sedikit bekerja 18 jam. Bahkan di TPS 44 Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman bekerja 24 jam.

Baca juga: KPU Akan Santuni Petugas KPPS yang Sakit hingga Meninggal Dunia

"Dana sudah tersedia jauh hari, sudah ada aturanya, ini kan persoalan profesionalitas saja. Ini yang saya sesalkan," ungkapnya.

Ketua KPPS 105 Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Agus Priyono juga menyampaikan hal yang sama. Sampai saat ini dirinya juga belum mendapat informasi kepastian kapan honor akan diberikan.

"Kita juga masih menunggu, ini (honor) belum keluar juga. Kerja dari pagi sampai pagi, badan capek semua, saya saja sampai subuh kemarin," ucapnya.

Agus menuturkan dirinya menyadari KPU saat ini memang sedang sibuk. Namun, ia berharap sebisa mungkin terkait honor KPPS ini segera ditindaklanjuti.

Baca juga: Dua Ketua KPPS di Tasikmalaya Meninggal Akibat Kelelahan di TPS

Tanggapan KPU Sleman

Sementara itu, Ketua KPU Sleman, Trapsi Haryadi menjelaskan, sudah mempersiapkan sejak satu bulan lalu. Hanya di satu sisi, untuk berkas-berkas sebagai syarat pencairan honor KPPS baru selesai kemarin.

"Mau kita selesaikan pagi ini, tetapi kan tanggal merah. Prinsipnya tidak menunda-nunda, dana itu pasti ada hanya prosesnya pencairan keuangan belum memungkinkan," bebernya.

Menurutnya pihaknya sudah mengkonfirmasi sekretariat KPU dan akan ke kantor wilayah Kementerian Keuangan.

Setelah itu, biasanya sekitar enam jam akan turun surat dan kemudian akan diserahkan ke Bank BPD DIY. Dari Bank BPD DIY kemudian akan melakukan transfer ke sekretariat PPK se-Kabupaten Sleman.

"Pada prinsipnya kami ingin menjelaskan kepada masyarakat, khususnya anggota KPPS mengenai hal itu. Kami mohon permakluman, memang ada kendala proses pencarian itu," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com