Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Aksi Bagi-Bagi Uang Caleg di Grobogan, Mulai Rekrut Preman hingga Serangan Fajar

Kompas.com - 18/04/2019, 12:35 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Rachmawati

Tim Redaksi

"Kemarin sebelum pencoblosan, kami terima amplop dari caleg dan saat serangan fajar, kami juga terima amplop lagi dari caleg. Amplop itu modelnya paketan, bergambar partai dan di dalamnya ada tiga caleg DPRD, DPRD Provinsi dan DPR RI. Masing-masing Rp 10 ribu," kata Giyono, warga Kecamatan Brati, Grobogan.

Baca juga: Amplop Berisi Uang dari Posko M Taufik Rencananya Dibagikan kepada Saksi

Sementara itu, Direktur Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Jateng Moh Rifai, menyayangkan adanya praktik bagi-bagi uang dalam pesta demokrasi di Kabupaten Grobogan.  Terlebih lagi hal semacam itu diduga dipelopori oleh seorang calon wakil rakyat.

Sudah sepatutnya, kata dia, pemilu tidak dicemari dengan permainan kotor semacam money politics. Kebiasaan praktik money politics mengindikasikan lemahnya pendidikan politik di masyarakat khususnya para caleg itu sendiri.

Ujung-ujungnya, hasil dari pilihan masyarakat bukan dilihat dari kapabilitas, kualitas dan akuntabilitas calon caleg melainkan siapa yang punya duit maka dia yang akan pegang kendali kepemimpinan.  

"Kami sangat menyayangkan terjadinya money politics pemilihan legislatif di Grobogan. Ini akan merusak tatanan demokrasi yang saat ini lagi gencar. Budaya baru yang muncul di masyarakat yakni tidak ada uang tidak dicoblos, ini mengindikasikan lemahnya pendidikan politik terhadap masyarakat dan para caleg," kata Rifai.

Baca juga: Nusron Wahid Bantah Perintahkan Bowo Sidik Siapkan 400.000 Amplop Serangan Fajar Pileg

Sementara itu Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Grobogan, Fitria Nita Witanti, meyampaikan, sejauh ini pihaknya belum menemukan atau bahkan menerima laporan terkait praktik bagi-bagi uang caleg di wilayah Grobogan.

"Di Grobogan aman. Kami tidak temui praktik money politics. Laporan juga tidak ada. Selama ini, kami sudah berupaya keras mengawal pemilu. Kami juga gencar melakukan sosialisasi terkait pelanggaran pemilu," terang Fitria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com