Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengawas Pemilu Pulau Seram, Tiga Hari Menyusuri Hutan Belantara Antar Logistik Pemilu ke Desa Terpencil

Kompas.com - 16/04/2019, 17:26 WIB
Rahmat Rahman Patty,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com - Butuh waktu berhari-hari bagi petugas TPS dan pengawas pemilu mengantarkan logistik pemilu ke desa-desa terpencil yang berada di kaki Gunung Binaya di Kabupaten Maluku Tengah.

Para petugas harus menyusuri hutan belantara di wilayah pedalaman Pulau Seram.

Tidak mudah para petugas untuk sampai ke desa-desa tersebut dengan membawa kotak dan surat suara, serta logistik pemilu lainnya.

Sebab, selain membawa beban berat dan membutuhkan waktu yang lama, mereka juga harus dihadapkan dengan kondisi alam yang ekstrem.

Baca juga: Lewati Longsor dan Cuaca Ekstrim, Cerita Petugas KPU Luwu Distribusikan Surat Suara ke Daerah Terpencil

Salah satu petugas pengawas pemilu di Kecamatan Seram Utara Yosis S Lilihata menuturkan,  pihaknya mengantarkan logistik pemilu untuk empat desa di wilayah pedalaman Pulau Seram itu yakni Desa Elemata, Hatulo, Manusela dan Desa Maraina.

Menurut Yosis untuk mencapai desa-desa tersebut tidak ada jalan lain, kecuali berjalan kaki menyusuri hutan belantara dengan waktu berhari-hari.

“Untuk sampai ke desa-desa itu kita harus berjalan kaki tiga sampai empat hari dengan membawa logistik pemilu,” kata Yosis kepada wartawan, Selasa (16/4/2019).

Dia mengaku bukan perkara mudah bagi penyelenggara pemilu untuk membawa logistik pemilu. Sebab, saat membawa logistik itu, pihaknya harus diperhadapkan dengan cuaca yang buruk dan kondisi alam sulit diprediksi.

Kondisi itu diperparah dengan hujan yang mengguyur di Pulau Seram, membuat sungai-sungai yang dilalui menjadi meluap hingga mereka harus berjuang keras demi melewati setiap rintangan yang dilewati.

“Jalan becek, sungai-sungai juga meluap hingga banjir jadi kita harus lebih hati-hati,” kata Alumnus Universitas Pattimura Ambon ini.

Baca juga: 13 Jam Terjang Ombak Besar, Cerita Petugas KPU Bawa Surat Suara ke Pulau Terluar Indonesia

Para petugas mulai bergerak dari Wahai Kecamatan Seram Utara untuk membawa logistik pemilu menuju Desa Siatele, kemudian ke Desa Kaloa melewati jalan berbatu dan rusak parah.

Saat itu logistik pemilu berupa kotak suara, kertas suara tinta dan sebagainya diangkut dengan menggunakan jonder atau mobil gandengan.

“Setelah itu kita menyeberangi beberapa sungai lagi dan hutan hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan,” katanya.

Bayar Warga

Beratnya beban logistik pemilu yang harus dibawa ke wilayah pedalaman di pegununungan Pulau Seram membuat penyelenggara pemilu harus memakai jasa warga untuk memikul kotak suara dan kertas suara yang telah dipaket.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com