Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengawas Pemilu Pulau Seram, Tiga Hari Menyusuri Hutan Belantara Antar Logistik Pemilu ke Desa Terpencil

Kompas.com - 16/04/2019, 17:26 WIB
Rahmat Rahman Patty,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Menurut Yosis ada lima warga yang tenaganya dibayar untuk memikul logistik pemilu ke desa-desa di wilayah tersebut. Sementara untuk logistik lainnya dibawa oleh petugas TPS dan pengawas pemilu kecamatan.

“Ada lima orang yang bertugas memikul logistik pemilu, sedangkan yang lain membawa logistik lainnya selain kotak suara dan kertas suara,” ujarnya.

Untuk warga yang memikul logistik pemilu ke wilayah tersebut diberi upah Rp 250.000. Menurutnya upah yang diberikan kepada warga itu sangatlah kecil jika dibandingkan dengan tenaga yang mereka keluarkan untuk memikul logistik suara ke desa-desa tersebut.

Upah yang diberikan untuk membayar tukang pikul logistik itu dipotong dari honor penyelenggara pemilu yang hanya diberi Rp 900.000 per bulan. Situasi itu kata Yosis membuat honor yang mereka dapat berkurang.

“Honor penyelenggara hanya Rp 900.000, lalu dipotong upah tukang pikul Rp 250.000, dengan begitu kita hanya dapat Rp 650.000, padahal medannya sangat sulit,” katanya.

Baca juga: Butuh 5 Jam Perjalanan Menggunakan 15 Gerobak Sapi Antar Logistik Pemilu di Lampung

Dia mengaku dengan kondisi medan yang berat, harusnya pemerintah dapat mengalokasikan anggaran khusus untuk biaya jasa tukang pikul logistik, sehingga honor penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan tidak lagi dipotong.

Namun, Yosis mengaku tidak keberatan jika hal yang dialami itu terjadi di wilayah perkotaan, sebab hal itu tidak akan mengerus tenaga penyelenggara. Hal ini berbeda dengan kondisi yang mereka alami saat membawa logistik pemilu ke pedalaman Pulau Seram.

“Upah mereka dibayar dari upah penyelenggara, jadi adilkah ini?” ujar Yosis.

Dia berharap ke depan pemerintah dapat membuka akses jalan ke desa-desa terpencil di wilayah tersebut sehingga warga tidak lagi kesulitan untuk menjangkau desa-desa itu.

“Ke depan pemerintah harus membangun jalan ke desa-desa di sana agar semua bisa merasakan pembangunan,” ujarnya.

Selain tidak memiliki akses jalan, desa-desa di wilayah pedalaman Pulau Seram itu juga belum teraliri listrik dan juga terhubung dengan sinyal telekomunikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com