JAYAPURA, KOMPAS.com - Total terdapat 15.250 TPS di Papua yang akan menyelenggarakan Pemilu 2019. Dengan kondisi geografis yang sangat menantang, proses pendistribusian logistik tidaklah mudah.
Untuk wilayah pegunungan tengah Papua, sebagian besar pengiriman logistik harus dilakukan melalui moda transportasi udara karena belum terdapat akses transportasi darat.
Sedangkan untuk wilayah pesisir, prosesnya cukup berliku karena lokasi yang harus ditempuh cukup sulit dan umumnya harus dilalui dengan perahu berbadan kecil.
Salah satu pendistribusian yang cukup unik ada di Distrik Walai, Kabupaten Waropen.
Baca juga: KIP Aceh: Kurang Logistik Pemilu Ditutupi dari Daerah Lain
Untuk tiba di lokasi tersebut, logistik pemilu dari Distrik Botawa, ibu kota kabupaten harus menyebrang ke kabupaten terdekat dulu.
"Waropen ada satu distrik sangat rumit. Logistik dari gudang KPU lalu diantar ke pelabuhan dan dimuat ke dalam kapal kecil untuk diantar ke Kabupaten Nabire, lalu diantar menggunakan helikopter ke Distrik Walai yang merupakan perbatasan Waropen dengan Kabupaten Puncak," ungkap Ketua KPU Papua, Theodorus Kossay, di Jayapura, Selasa (16/04/2019).
Bahkan, di Kabupaten Jayapura yang roda pembangunannya sudah cukup maju pun memiliki kendala tersendiri dalam pendistribusian logistik.
Hal ini terjadi di Distrik Airu, Kamikaru dan Naira.
Untuk ke lokasi tersebut, logistik harus diangkut menggunakan mobil dari Distrik Sentani sampai ke hulu sungai Mamberamo lalu diteruskan menggunakan perahu.
Total waktu yang dihabiskan dapat mencapai 12 jam perjalanan.
Baca juga: Kapal Perang Bantu Distribusikan Logistik Pemilu di Pulau Terluar NTT
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.