Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kasus Siswa SD dan SMP Perkosa Siswi SMA di Probolinggo, Masih Saudara Sepupu hingga Kecanduan Video Porno

Kompas.com - 16/04/2019, 13:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Korban melahirkan seorang bayi laki-laki

Dikutip dari Tribunnews, Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Riyanto menjelaskan, kasus ini terungkap setelah keluarga korban melaporkan kejadian ini ke kepolisian.

"Laporan itu masuk setelah korban melahirkan bayi laki-laki dari hasil perbuatan kedua tersangka. Sementara itu, bayi korban lahir dengan kondisi prematur," kata Riyanto, Senin (15/4/2019).

Siswa SD diduga kuat menghamili siswi SMA hingga melahirkan anak terjadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim).

Satreskrim Polres Probolinggo menangkap dua anak baru gede (ABG) atas kasus dugaan pencabulan tersebut.

Baca Juga: Mahasiswi Yogyakarta Asal Blora Diperkosa Sopir Travel di Kaliurang

4. Korban sempat meronta dan melawan, tetapi...

Ilustrasi korban perkosaan.Shutterstock Ilustrasi korban perkosaan.

Berdasarkan keterangan korban, pelaku memerkosa korban ketika kedua orangtua pelaku tertidur. Saat itu tersangka MMH memasuki kamar korban pada malam hari dan memaksa korban untuk melayani nafsu bejatnya.

"Korban sempat meronta dan menolak.

Tapi, apa daya, korban pun tak bisa melawan nafsu tersangka yang sudah di ujung kepala. Akhirnya, keduanya pun berhubungan intim di sana," katanya, seperti dikutip dari Tribunnews.

Sementara itu, polisi akan melakukan tes DNA untuk memastikan ayah dari bayi laki-laki yang dilahirkan korban.

Baca Juga: Fakta Kematian Tragis SPG asal Blora, Dibakar Hidup-hidup hingga Tanpa Keluarga di Liang Lahat

5. Ahli: Pelaku mengalami gangguan psikoseksual

Ilustrasi dokteripopba Ilustrasi dokter

Dikutip dari Tribunnews, dr Hendro Riyanto Sp KJ, seorang psikiater fungsional RS Menur, Surabaya, pelaku mengalami gangguan psikoseksual.

Psikoseksual adalah gangguan perilaku menyimpang dari norma-norma dalam hubungan seksual.

Gangguan perilaku psikoseksual tersebut mulai timbul pada akhir masa kanak-kanak atau mendekati masa pubertas. Menurutnya, perlu adanya pendidikan seksual sejak dini.

"Pendidikan seksual tidak bisa dibiarkan karena selama ini di Indonesia hal ini dihindarkan dan tidak diberikan. Padahal, pendidikan seksual itu penting dan baik untuk pelaku ataupun korban," kata Hendro, Selasa (16/4/2019).

Baca Juga: Perempuan Berambut Putih Ditemukan Tewas Tergeletak di Tengah Hutan Blora

Sumber: KOMPAS.com (Ahmad Faisol)/ Tribunnews (Hendra Gunawan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com