Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2019, 11:29 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Rachmawati

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Anjing kintamani secara resmi ditetapkan sebagai ras asli Indonesia oleh Federation Cynologique Internationale (FCI) yang berpusat di Belgia.

Proses penetapan ras asli ini terbilang rumit, karena harus memenuhi sejumlah syarat yang ketat. Diperlukan waktu kurang lebih 2 tahun untuk proses verifikasi oleh FCI.

Anjing kitamani awalnya diajukan oleh Indonesia Kennel Klub (IKK) pada tahun 2017. IKK adalah organisasi yang diakui pemerintah dan berwenang menetapkan silsilah anjing dengan misi melestarikan ras murni anjing Indonesia.

Ketua IKK Benny Kwok Wie Sioe kepada Kompas.com mengatakan, penetapan anjing kitamani sebagai ras asli berawal pada tahun 2017. Ketika itu IKK secara resmi mengajukan permohonan agar anjing kitamani mendapat pengakuan sebagai ras asli.

Untuk memenuhi syarat, IKK melibatkan puluhan ahli dan relawan guna mengumpulkan sampel darah anjing kintamani.

“Selama dua tahun kami mengumpulkan sampel darah dari 2 ribu ekor anjing kintamani. Itu melibatkan puluhan orang. Ada ahli juga di dalamnya,” jelas Benny.

Baca juga: Kebun Binatang Surabaya Punya 74 Bayi Komodo

Selain sampel darah yang disiapkan IKK, ahli dari FCI langsung turun ke lapangan dan melakukan penelitian secara langsung.

Penelitian darah untuk mengetahui kemurnian dan apakah ada penyakit turunan yang terkandung dalam darah.

“Kalau ada penyakit yang bisa diturunkan ke anaknya maka tidak lolos,” terang Benny.

Selain itu, untuk mengetahui kemurnian darah berarti harus melihat darah dari delapan keturunan dari delapan garis Induk berbeda.

Satu ekor anjing bisa beranak pada usia lebih dari satu tahun. Diperlukan waktu lebih dari 10 tahun untuk mencapai keturunan ke delapan. Untuk itulah IKK harus bekerja keras mengumpulkan 2.000 sampel darah.

Sampel – sampel tersebut kemudian diajukan ke IKK, hingga terbit sertifikat pengakuan anjing Kintamani sebagai ras asli pada 20 Februari 2019 silam.

Menurut Benny, pengakuan ini sangat penting bagi Indonesia karena sebagai negara besar, akhirnya Indonesia memiliki anjing ras asli yang diakui dunia.

Baca juga: Kabur dari Kebun Binatang, Monyet Ini Ditemukan di Stasiun Kereta

Selain itu, dengan sertifikat ini maka nilai ekonomis anjing kintamani menjadi lebih baik.

Peminat anjing di luar negeri juga memiliki keinginan yang tinggi untuk mengkoleksi anjing kintamani.

“Melalui sertifikat ini membuat kita lebih menghargai anjing kintamani, karena sebelumnya dinilai sangat murah. Kalau sekarang bisa dijual dengan harga lebih mahal,” ucap Benny.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com