Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Sebut "Serangan Fajar" Masih Terjadi di Jawa Timur, Madura Paling Rawan

Kompas.com - 16/04/2019, 08:54 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur menyebut, fenomena serangan fajar atau praktik politik uang masih ada dan berpotensi terjadi di hari H pemungutan suara, Rabu (17/4/2019).

Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Jawa Timur, Aang Kunaifi, mengungkapkan, hasil pemetaan yang sudah dilakukan lembaganya, semua wilayah di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur masih ada potensi praktik politik uang.

"Karena berdasar hasil identifikasi kami, kami dapati bahwa ada sekian masyarakat memang masih mengharap serangan fajar," kata Aang, kepada Kompas.com, Senin (15/4/2019).

Pada Pilpres 2014, kata dia, sebagian besar masyarakat di Jawa Timur, pilihannya diarahkan dengan cara diberi materi dalam bentuk uang maupun barang.

Baca juga: Wagub Sumbar Instruksikan 134.000 ASN Awasi Serangan Fajar

Dari pengalaman pada Pilpres 2014, lanjut Aang, Bawaslu Jatim mulai melakukan patroli pengawasan dengan menerjunkan seluruh jajaran pengawas, mulai dari tingkat pengawas TPS sampai tingkat provinsi turun ke lapangan.

Bawaslu juga dibantu beberapa pemantau Pemilu yang punya relawan pemantau.

"Hasilnya, di Kota Probolinggo maupun di Kabupaten Ponorogo ditemukan terkait dengan adanya pihak yang menyebarkan bahan kampanye disertai uang," ucap dia.

"Di Kota Probolinggo itu pecahannya Rp 100.000 dan di Kabupaten Ponorogo itu pecahan Rp 50.000 maupun Rp 20.000, pemberi uang juga mengarahkan pilihan pemilih," kata dia.

Praktik politik uang, kata Aang, juga ditemukan di Situbondo di mana ada pihak tertentu sudah menyiapkan sembako berupa beras beserta bahan kampanye.

Selain itu, ada aktor-aktor di Sidoarjo yang datang dari rumah ke rumah memberikan bahan kampanye dengan menjanjikan akan memberi amplop pada H-1 atau hari H pemungutan suara.

Aang mengungkapkan, daerah-daerah paling rawan terjadinya serangan fajar saat Pemilu di empat wilayah kebudayaan di Jawa Timur.

Menurutnya, untuk wilayah Mataraman, Ponorogo dan Madiun merupakan daerah rawan. Wilayah Tapal Kuda atau Pandalungan, Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo, wilayah Arek Kabupaten Malang dan Malang Raya.

Baca juga: Bawaslu Padang Kerahkan 2.694 Petugas Awasi Serangan Fajar Jelang Hari Pencoblosan

"Wilayah dengan potensi paktik politik uang yang utama ada di empat kabupaten di Pulau Madura. Itu harus dijadikan atensi terkait praktik politik uang di Madura," ujar dia.

Sayangnya, pihaknya tidak menyebut siapa saja aktor-aktor yang terlibat melakukan praktik politik uang dan mengarahkan pemilih untuk mendukung calon yang sudah diarahkan si aktor tersebut.

Menurut Aang, hasil identifikasi yang dilakukan di setiap daerah berbeda-beda.

"Kami tidak enak untuk nyebut profesinya, tapi aktor-aktornya sudah kami petakan sebulan sebelum hari H pencoblosan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com