"Saya menyesal, saya minta maaf kepada keluarga korban, saya khilaf," kata Aris didampingi Azis Prakoso, pria yang juga ikut membunuh Budi Hartanto, seorang guru tari honorer Pemkab Kediri.
Aris juga berjanji akan mendoakan korban diampuni dosa-dosanya.
"Saya di sini hanya bisa berdoa agar almarhum diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan bersama orang-orang yang beriman," ucapnya sambil menangis.
Baca selengkapnya: Di Depan Wartawan, Pembunuh Pria yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Menangis
Video hubungan badan seorang perempuan yang diketahui sebagai aparatur sipil negara (ASN) dengan seorang pria beredar di WhatsApp (WA).
Setelah diusut, perempuan yang ada di video tersebut bertugas di Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman Sa'ban Nuroni saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
"Iya, seperti itu. Iya (yang perempuan) pegawai kami," ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman Sa'ban Nuroni saat ditemui, Senin (15/04/2019) Sa'ban mengatakan, kejadian tersebut sudah cukup lama. Seingatnya sekitar tahun 2018 lalu.
Baca juga: Video Syur Pegawainya Beredar, Kemenag Sleman Bertindak
Akibat kesal jalan selalu digenangi air selama 10 tahun, seorang warga Kota Gorotalo melepaskan buaya peliharaannya.
Romi Pakaya, warga Kelurahan Dulalowo, Kecamatan Kota Tengah, Gorontalo, melepaskan buaya sepanjang 1,7 meter di jalan Sulawesi, yang digenangi air di depan rumahnya.
Dia mengaku kesal dengan Pemerintah Kota Gorontalo, yang tak kunjung memperbaiki fasilitas umum ini meskipun sudah bertahun-tahun digenangi air.
“Saya lepas buaya peliharaan untuk menarik perhatian, agar jalan ini diperhatikan Pemerintah Kota Gorontalo,” kata Romi Pakaya, Senin (15/4/2019).
Baca selengkapnya: Protes Jalan Rusak, Warga Gorontalo Lepas Buaya Sepanjang 1,7 Meter