Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Enam Daerah di Jabar Miliki Pusat Daur Ulang dan Bank Sampah Induk

Kompas.com - 15/04/2019, 19:34 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Enam daerah di Jawa Barat yang dilalui Daerah Alisan Sungar (DAS) Citarum yaitu Kabupaten Bandung, Karawang, Subang serta Kota Bandung, Cimahi dan Bekasi mendapatkan fasilitas pengolahan sampah berupa Bank Sampah Induk (BSI) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  (LHK) RI.

Sementara itu, khusus untuk Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kota Cimahi, Kementerian LHK juga memberikan fasilitas Pusat Daur Ulang (PDU) sampah.

Penyerahan fasilitas pengolahan sampah secara simbolis dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di PDU Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/04/2019).

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Ridwan Kamil mengatakan bahwa kerja sama itu sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas lingkungan dan peradaban manusia khususunya di sepanjang DAS Citarum.

Pria yang akrab disapa Emil itu berharap, dengan adanya fasilitas pengolahan sampah berteknologi canggih dan ramah lingkungan, masyarakat semakin sadar untuk tidak lagi membuang sampah ke citarum sehingga mengurangi sedimentasi, kekotoran dan potensi banjir.

"Saya berterima kasih ini bagian dari kerja sama yang baik. Pemerintah pusat sangat peduli pada kualitas lingkungan dan peradaban manusia khususnya di DAS Citarum. Mudah-mudahan tidak ada lagi sampah-sampah dari masyarakat yang langsung dibuang ke Citarum," kata Emil.

Sebagai Komandan Satgas (Dansatgas) Citarum Harum, ia berkomitmen memperbanyak fasilitas PDU dan BSI di berbagai tempat. Dengan begitu, ke depan masyarakat sendiri yang akan mengelola fasilitas tersebut. Saat ini PDU dan BSI sementara akan dikelola oleh pemerintah daerah bersama komunitas lingkungan.

"Untuk pengelolaan alat ini kami kan punya banyak komunitas, kami berdayakan mereka untuk mengedukasi karena sekarang dengan mengolah dan memilah sampah akan bernilai ekonomi seperti bank sampah," lanjutnya.

Sebagai informasi, satu fasilitas PDU mampu mengelola sampah 10 ton perhari dan pengomposan dengan kapasitas 30 ton perhari. Adapun untuk BSI memiliki kapasitas 1 ton sampah perhari.

Pengoperasian PDU pun dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 5.000 ton CO2 perhari. Fasilitas ini juga mampu mengendalikan pembentukan gas Metana dengan mengurangi jumlah sampah yang ditimbun.

"Dengan manfaat seperti itu, maka udara bisa lebih sejuk dan pengaruh perubahan iklim bisa dikendalikan atau ada pengendalian atmosfir.  Sebab kalau banyak sampah, CO2 dan gas metan akan berpengaruh pada atmosfir," jelas Menteri LHK Siti Nurbaya.

Bukan hanya itu, Siti mengatakan pengoperasian PDU juga dapat mengurangi beban pemerintah daerah dalam pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir. Ini karena beban sampah yang diangkut jadi berkurang.

Lebih lanjut Siti mengatakan, di Indonesia saat ini terdapat 7.700 bank sampah dan 1.700 diantaranya berada di Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu, Siti juga menyerahkan 60 tempat sampah terpilah dan 35 unit motor sampah roda tiga kepada enam daerah tersebut.

"Semua dukungan saran yang diberjkan ke enam daerah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah yang mengedepankan paradigma dan konsep pengurangan sampah berbasis reduce, reuse, recycle," pungkas Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com