Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak Makanan, Ditemukan Teri Medan Mengandung Formalin di Yogyakarta

Kompas.com - 15/04/2019, 13:44 WIB
Markus Yuwono,
Rachmawati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Tim gabungan melakukan sidak di Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta Senin (15/4/2019). Selain memantau harga kebutuhan bahan pokok, tim juga menemukan sejumlah makanan yang mengandung formalin dan pewarna tekstil..

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY, Rustyawati mengatakan, pihaknya mengambil tujuh sampel makanan yang diduga mengandung zat berbahaya. Makanan yang diambil secara acak ini merupakan makanan yang seringkali dikonsumsi masyarakat, seperti kerupuk, roti dan makanan lainnya.

Baca juga: Di Cianjur, Polisi Gerebek Pabrik Mi yang Diduga Mengandung Formalin dan Borak

Dari 17 bahan makanan tersebut tiga makanan diketahui positif mengandung zat berbahaya yakni boraks dan pewarna tekstil.

"Dapat 17 sampel, ada tiga makanan atau 18 persen masih tinggi ditemukan (mengandung bahan berbahaya)," katanya ditemui di Pasar Argosari, Wonosari, Senin (15/4/2019).

Makanan ataupun bahan makanan yang ditemukan mengandung bahan berbahaya adalah bleng yang sering digunakan sebagai campuran makanan positif mengandung boraks, kerupuk bewarna mengandung pewarna tekstil, serta teri nasi atau teri medan yang banyak mengandung boraks.

"Teri nasi medan hampir selalu positif dimana-mana. Teri nasi medan ini gak tau dikasihnya dari mana apakah dari pedagangnya atau dari Medan-nya saya kurang tau. Nanti kita telusur lebih lanjut, "ucapnya.

Baca juga: BPOM Pasang Stiker Bebas Formalin untuk 270 Pedagang Pempek

Menurutnya, seluruh makanan yang ditemukan mengandung bahan berbahaya akan dimusnahkan agar tidak dikonsumsi masyarakat, sementara untuk pedagangnya tidak akan mendapatkan sanksi.

Pihaknya juga akan menelusuri produsen atau distributornya. Namun dari hasil temuan di lapangan diketahui, makanan tersebut berasal dari luar DIY.

"Kami komperehensif. Selain sidak, kita juga mengedukasi masyarakat. Kalau masyarakatnya perlu terus, makan terus muncul produsen baru. Yang dulu ditindak mungkin jera akan muncul produsen baru, karena ada peluang," ucapnya.

Sementara itu Bupati Gunungkidul, Badingah berharap kepada masyarakat untuk lebih jeli dan teliti kembali dalam mencari dan memilih bahan makanan. Ia mencontohkan lebih baik memilih misalnya kerupuk dengan warna yang tidak terlalu terang karena berdasarkan pengalaman dan temuan-temuan sebelumnya, makanan bewarna terang dengan bercak yang tidak merata positif mengandung pewarna tekstil.

"Dari temuan ini kita lebih tahu bagaimana cara memilah dan memilih bahan makanan yang aman. Tentunya kita akan lakukan pembinaan kepada para pedagang untuk menjual bahan makanan yang sesuai dengan aturan. Pembinaan dan sosialisasi ini akan kami upayakan dengan menggandeng OPD terkait," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com