Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kampanye Jokowi di Bogor, Sabar Itu Ada Batasnya hingga Target Menang 50 Persen

Kompas.com - 13/04/2019, 21:23 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengingatkan kembali para pendukungnya untuk melawan hoaks terkait masalah agama menjelang pemilu 2019.

Hal itu Jokowi katakan saat menggelar kampanye di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).

Selain itu, Jokowi menegaskan dirinya telah diserang hoaks selama 4,5 tahun dan saat ini waktunya untuk melawan. Kesabaran seseorang pasti ada batasnya, kata Jokowi. 

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

 

1. Jokowi jelaskan mengapa serangan hoaks harus dilawan

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo usai kampanye di Sirkuit Sentul, Bogor, Jumat (12/4/2019).KOMPAS.com/Ihsanuddin Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo usai kampanye di Sirkuit Sentul, Bogor, Jumat (12/4/2019).

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan massa pendukungnya agar jangan percaya terhadap kabar bohong alias hoaks.

Dia menilai, isu agama selama ini kerap dijadikan alat politik identitas oleh segelintir orang.

Hal itu terbukti dari sejumlah fitnah yang dilayangkan ke pasangan capres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin jika nanti menang di ajang Pilpres 2019.

Fitnah yang pernah dilontarkan, lanjut Jokowi, di antaranya, larangan adzan, pendidikan agama dihapus, dan perkawinan sesama jenis (LGBT) dihalalkan.

Jokowi mengatakan, siapa pun presidennya tidak akan ada yang berani melakukan hal tersebut.

"Kelas cawapres kita adalah Ketua MUI dan siapa pun nanti presidennya tidak mungkin berani melakukan ketiga hal tadi, enggak mungkin, siapa yang berani. Logikanya sekali lagi coba mikir-mikir," ujar Jokowi, Jumat (12/4/2019).

Baca juga: Jokowi Yakin Siapapun Presidennya Tidak Mungkin Berani Lakukan Tiga Hal Ini

 

2. Jokowi: Sabar itu ada batasnya

Capres Nomor Urut 01 Jokowi saat tiba di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Selasa (9/4/2019)KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Capres Nomor Urut 01 Jokowi saat tiba di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Selasa (9/4/2019)

Jokowi mengaku, selama empat tahun dirinya juga menjadi korban fitnah dan sudah berusaha untuk bersabar.

"Saya ini sudah empat setengah tahun dihina, saya diam. Dijelek-jelekkan, saya diam. Difitnah, saya diam. Dibodoh-bodohi, saya diam. Tetapi menjelang pilpres ini harus dijawab, jangan dibiarkan," ujar Jokowi.

"Sabar boleh, tapi ada batasnya kesabaran itu," tambah Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini juga menyebutkan sejumlah fitnah, salah satunya isu PKI yang selama ini dihembuskan kepada dirinya hingga akhir-akhir Pemilu 2019.

"Ini mulai berbeda lagi misalnya Presiden Jokowi itu PKI. Saya beri tahukan, PKI dibubarkan tahun 65 (1965), saya lahir tahun 61 (1961), umur saya baru 4 tahun, masak dari 4 tahun sudah jadi PKI, logikanya itu enggak masuk," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Sabar Boleh, tapi Ada Batasnya

 

3. Jokowi keluarkan tiga kartu "sakti" di Bogor

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo saat menaiki perahu hias ketika menghadiri kampanye di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (2/4/2019).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo saat menaiki perahu hias ketika menghadiri kampanye di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (2/4/2019).

Jokowi kembali mengenalkan programnya yakni kartu KIP, kartu prakerja dan kartu sembako yang dinilai akan efektif diterapkan tahun depan.

Tiga kartu itu disampaikannya pada bagian akhir orasi politiknya di kampanye terbuka bersama Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) dan Relawan Baraya Jokowi-Amin Bogor (BARJAB) di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

"Terakhir saya ingin bicara kartu kartu karena ini penting sekali," katanya kepada warga Kabupaten Bogor.

Jokowi juga menjelaskan bahwa kartu-kartu tersebut akan dikeluarkan jika dirinya terpilih kembali menjadi presiden di Pemilu 2019.

"Saya ngomong apa adanya tiga kartu ini baru akan berjalan efektif itu tahun depan karena ini programnya kami. Jangan sampai setelah 17 April, (menagih) 'mana kartunya, mana kartunya?'. Karena ini baru dianggarkan tahun ini, keluarnya tahun depan," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Kenalkan Tiga Kartu ke Warga Kabupaten Bogor

 

4. Jokowi targetkan menang 50 persen di Bogor

Jokowi pamer kartuKOMPAS.com/Haryantipuspasari Jokowi pamer kartu

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo memasang target minimal meraih 50 persen suara di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.

Hal itu disampaikan Jokowi saat kampanye di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).

"Lima puluh persen itu target minimal. Artinya kalau dapat 55 persen, alhamdulilah. 60 persen boleh, 70 persen boleh," kata Jokowi.

Jokowi mengakui, pada Pilpres 2014, dia kalah dari Prabowo di Bogor. Saat itu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya meraih 34 persen suara.

Namun, mantan Wali Kota Solo ini meyakini suaranya bersama Ma'ruf Amin bisa meningkat signifikan pada pilpres kali ini.

"Semangatnya kayak gini, kalau enggak menang kebangetan," kata dia.

Jokowi mengatakan, berdasarkan survei internal dua pekan lalu, dia dan Ma'ruf Amin sudah unggul tipis di wilayah Bogor.

Baca juga: Pilpres 2014 Kalah di Bogor, Jokowi Kini Targetkan Minimal 50 Persen Suara

 

Sumber: KOMPAS.com (Afdhalul Ikhsan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com