BOGOR, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto menyatakan dukungannya terhadap capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin meski berbeda pilihan dengan pasangan calon yang diusung partainya, yaitu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Bima mengungkapkan alasannya sehingga berani mendeklarasikan pilihan politiknya itu.
Menurut Bima, Jokowi merupakan sosok yang jujur serta satu arah antara kata dan perbuatan. Jokowi, lanjut dia, pantas dijadikan sebagai panutan atau role model bagi seluruh kepala daerah.
Baca juga: Terang-terangan Dukung Jokowi, Bima Arya Siap Dipecat PAN
Bima mengaku, banyak belajar dari Jokowi untuk menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, lanjut dia, tidak ada kata lain selain mendukung Jokowi.
"Saya belajar menjadi kepala daerah pertama kali kepada Pak Jokowi. Itu tahun 2012, saat saya maju di Kota Bogor menjadi wali kota," ungkap Bima, Sabtu (13/4/2019).
Bagi Bima, meski dukungannya kepada Jokowi bertolak belakang dengan sikap partainya, dia tetap ikhtiar dengan keputusannya itu.
Bima menuturkan, siap menerima segala konsekuensinya, termasuk sanksi pemecatan sebai kader partai berlambang matahari putih itu.
"Insya Allah saya siap dengan segala resikonya," katanya.
Baca juga: AHY: Pemilu 2019 Tak Menguntungkan untuk Partai Demokrat
Dia mengungkapkan, seharusnya PAN berada di barisan gerbong partai pengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebab, lanjut Bima, PAN adalah partai yang lahir dari rahim reformasi dengan platform nasionalis dan pluralis. Menurut dia, PAN adalah partai tengah yang menjunjung tinggi keberagaman.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.