Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Masa Tenang, Ketum PP Muhammadiyah: Turunkan Tensi Politik

Kompas.com - 13/04/2019, 17:31 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Menjelang hari H pencoblosan pemilu 2019, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir meminta calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) serta pendukungnya menurunkan tensi politik yang semakin memanas.

“Kami berharap kepada kontestan, baik capres, pendukung dan tim sukses untuk memanfaatkan waktu yang terakhir jelang pemilihan itu benar-benar menciptakan suasana yang damai, bersatu dan bisa menurunkan tensi politik,” katanya usai menghadiri pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Anjar Nugroho, di Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (13/4/2019).

Menurut Haedar situasi yang kondusif diperlukan agar masyarakat menyambut pesta demokrasi ini dengan ceria. Tidak ada perasaan saling bermusuhan antarpendukung.

“Maklum selama kampanye gesekan terjadi, adu argumentasi yang keras terjadi, bahkan mungkin saling hujat juga terjadi. Maka di waktu masa tenang, semua betul-betul tenang, tidak ada pergerakan yang membuat suasana tidak kondusif,” ujar Haedar.

Baca juga: Dewan Pers: Tak Ada Aturan soal Batasan Pemberitaan di Masa Tenang Kampanye, tapi...

Haedar meminta seluruh warga menggunakan hak pilihnya sesuai dengan pilihan masing-masing. Perbedaan pilihan politik hendaknya disikapi dengan dewasa dan tidak saling merendahkan, karena pilihan politik merupakan hak setiap orang.

Dalam kesempatan itu, Haedar juga meminta penyelenggara pemilu dapat menjalankan tugas dengan baik. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) punya tanggungjawab dalam proses demokrasi dan membangun kebersamaan bangsa.

“Penyelenggara pemilu betul-betul seksama menjalankan tugasnya sesuai dengan konstitusi. Bawaslu juga menjalankan fungsi kontrol, berdiri tegak di atas semua golongan dan kontestan. Baik KPU maupun Bawaslu harus bersikap adil,” kata Haedar.

Terakhir, kata dia, capres yang nantinya keluar sebagai pemenang untuk tetap rendah hati. Demikian pula dengan capres yang kalah dapat menerimanya dengan jiwa besar. Apabila ada yang tidak puas, dapat diselesaikan melalui prosedur yang diatur dalam konstitusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com