Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gempa Magnitudo 6,9 di Sulteng, Meninggal Saat Berlari Selamatkan Diri hingga 23 Kali Gempa Susulan

Kompas.com - 13/04/2019, 09:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warga di Jalan Sungai Ampana nomor 1, Desa Uentanaga Atas, Kecamatan Ampana, Kota Kabupaten Tojo Una Unaatas, Daeng Pasang (66), dilaporkan meninggal dunia saat berlari menyelamatkan diri dari gempa magnitudo 6,9, Jumat (12/4/2019).

Berdasar keterangan petugas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, korban terjatuh saat berlari bersama warga setempat.

Sementara itu, meski peringatan tsunami telah dicabut oleh Badan Meteorololi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejumlah warga memilih bertahan di dataran tinggi.

BMKG mencatat hingga Sabtu (13/4/2019) pagi telah terjadi 23 kali gempa susulan di Banggai Kepulauan dan sekitarnya.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Warga bertahan di gunung meski peringatan tsunami dicabut

Pasca gempa warga Luwuk mengungsi di tempat ketinggian  di Bukit Mambual, kelurahan Mambual, Jumat (12/04/2019) malam. Foto Emil HamidKOMPAS.com/AMRAN AMIR Pasca gempa warga Luwuk mengungsi di tempat ketinggian di Bukit Mambual, kelurahan Mambual, Jumat (12/04/2019) malam. Foto Emil Hamid

Peringatan dini potensi tsunami akibat gempa magnitudo 6,9 di Sulawesi Tengah telah dicabut. BMKG telalh menyatakan hal tersebut pada Jumat (12/4/2019) malam.

Namun demikian, meskipun peringatan dini telah dicabut, warga di Desa Lumbi Lumbia, Kecamatan Buku Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) tetap bertahan di atas pegunungan.

Warga mengaku, masih takut jika terjadi gempa susulan di wilayah mereka. Tidur di alam terbuka menjadi pilihan warga.

Salah satunya Eche (36), warga Desa Liang, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, mengatakan tiga desa di Kecamatan Liang, yakni Desa Bajo, Desa Liang dan Desa Sejati, mengungsi di dataran tinggi.

“Malam ini sepertinya kita tidur di gunung saja. Apa belum berani kita balik ke rumah. Takut ada gempa lagi,” kata Eche dihubungi Kompas.com, Jumat (12/4/2019).

Baca Juga: Peringatan Tsunami Dicabut, Warga Banggai Kepulauan Tetap Jauhi Laut

2. Seorang warga meninggal saat berlari menyelamatkan diri

IlustrasiTHINKSTOCK Ilustrasi

Berdasar informasi yang dihimpun PSC 119 Sulawesi Tengah dari lapangan, Daeng Pasang (66) meninggal dunia saat berlari karena ketakutan saat gempa Magnitudo 6,9 mengguncang wilayah timur Sulawesi.

“Kami menerima informasi dari Public Safety Center (PSC) 119 Tojo Una Una (soal korban meninggal),” kata Iskandar, operator PSC 119 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019).

Petugas saat itu terus memantau kondisi korban dan menyisir warga yang mengalami luka setelah gempa terjadi.

“Kami masih terus memantau perkembangan dan akan kami laporkan,” ujar Iskandar.

Baca Juga: 1 Warga Meninggal saat Selamatkan Diri Pasca-gempa Banggai Kepulauan

3. Masih trauma, warga memilih mengungsi di gunung

Akibat gempa bermagnitudo 6,9 di Banggai Kepulauan, provinsi Sulawesi Tengah, pagar dan dinding rumah warga di  dusun Balambano, KM 4 Kecamatan Malili, Luwu Timur, ambruk, Jumat (12/04/2019)KOMPAS.com/AMRAN AMIR Akibat gempa bermagnitudo 6,9 di Banggai Kepulauan, provinsi Sulawesi Tengah, pagar dan dinding rumah warga di dusun Balambano, KM 4 Kecamatan Malili, Luwu Timur, ambruk, Jumat (12/04/2019)

Gempa bermagnitudo 6,9 yang mengguncang Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (12/4/2019) malam, dirasakan warga yang ada di Kecamatan Bobong, Kabupaten Taliabu, Provinsi Maluku Utara.

Warga pun berbondong-bondong naik ke gunung maupun daerah lain yang lebih tinggi karena takut gelombang tsunami.

“Warga di sini trauma sekitar tahun 2002, makanya langsung lari ke gunung tadi,” kata Hasmin, warga Desa Bobong.

Menurut Hasmin, warga yang mengungsi berasal dari Desa Wayo dan Desa Bobong Kecamatan Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu. Jumlah warga yang mengungsi diperkirakan ada ratusan kepala keluarga (KK).

“Dua desa itu merupakan daerah pesisir, makanya tadi langsung mengungsi karena takut tsunami,” kata dia.

Baca Juga: Dampak Gempa Sulteng, Warga di Bobong Maluku Utara Mengungsi ke Gunung

4. Video kepanikan warga saat gempa beredar di media sosial

Warga pergi menuju ke daerah yang lebih tinggi menyusul kekhawatiran adanya tsunami setelah gempa dahsyat mengguncang kawasan Luwuk, di bagian timur Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019). Berdasarkan data BMKG, gempa bermagnitudo 6,9 terjadi di Banggai Kepulauan dan berpotensi tsunami, getaran juga dirasakan di Morowali, Banggai dan Palu, hingga Kolaka Utara.AFP PHOTO/OLA GONDRONK Warga pergi menuju ke daerah yang lebih tinggi menyusul kekhawatiran adanya tsunami setelah gempa dahsyat mengguncang kawasan Luwuk, di bagian timur Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019). Berdasarkan data BMKG, gempa bermagnitudo 6,9 terjadi di Banggai Kepulauan dan berpotensi tsunami, getaran juga dirasakan di Morowali, Banggai dan Palu, hingga Kolaka Utara.

Seperti diketahui, pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan berlokasi 85 kilometer dari arah barat daya Banggai Kepulauan atau di titik 1.90 LS-122.54 BT.

Getaran dirasakan di Morowali, Banggai dan Palu, juga Kolaka Utara, Sumalata, Kotamobagu, Palopo, Kolaka, Toli-toli dan Kepulauan Konawe. Getaran juga terasa hingga Gorontalo, Kendari, Manado, Pinrang, Konawe dan Makassar.

Video kepanikan warga saat gempa terjadi di Luwuk pun sempat direkam oleh Mohamad Iqbal Rasyidl (30), salah satu warga setempat.

"Terasa 3 kali gempa. Luwuk ini kan kotanya di teluk jadi pemukiman banyak di pinggir pantai. Masyarakat panik mengungsi semua. Apalagi, ada kabar jika ketinggian air laut tidak wajar. Tapi simpang siur apakah air laut naik apa surut. Tidak ada yang tahu. Tapi kami semua mengungsi," kata Iqbal.

Baca Juga: Video Gempa Sulteng Beredar, Ini Kesaksian Salah Satu Warga Luwuk yang Merekam

5. Sebanyak 23 kali gempa susulan terjadi di Sulteng

Peta lokasi gempa bumi susulan yang terjadi di Teluk Tolo yang dilaporkan BMKG Sulawesi TengahKOMPAS.COM/STASIUN GEOFISIKA PALU Peta lokasi gempa bumi susulan yang terjadi di Teluk Tolo yang dilaporkan BMKG Sulawesi Tengah

Gempa susulan terus mengguncang Kabupaten Banggai Kepualauan dan sekitarnya, pascagempa 6,9 magnitudo, Jumat (12/4/2019).

Hingga Sabtu (13/4/2019) pagi, Stasiun Geofisika Palu, Sulawesi Tengah, melaporkan terjadinya gempa susulan sebanyak 23 kali. Sejumlah gempa susulan tersebut berkekuatan di atas 3 magnitudo.

“Sudah ada 23 gempa susulan hingga pagi ini,” kata Nur Hayati Pimpilemba, staf operasional Stasiun Geofisika Palu, Sabtu.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Palu, Cahyo Nugroho, menghimbau masyarakat untuk tetap tenang.

“Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG,” katanya.

Baca Juga: 23 Gempa Susulan Terjadi Pascagempa Magnitudo 6,9 di Banggai Kepulauan

Sumber: KOMPAS.com (Rosyid A Azhar, Rachmawati, Fatimah Yamin, Erna Dwi Lidiawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com