Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-gempa, Jalur Pendakian Rinjani Ditutup Sampai Waktu yang Belum Ditentukan

Kompas.com - 12/04/2019, 17:10 WIB
Karnia Septia,
Rachmawati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga saat ini masih ditutup untuk wisatawan pasca-gempa beberapa waktu lalu.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiono. Ia masih belum bisa memastikan kapan jalur pendakian gunung Rinjani dibuka kembali.

"Kami belum bisa pastikan. Kami ingin secepatnya karena masyarakat di Lombok Utara menginginkan. Tapi kita masih menunggu tenaga teknis," terang Sudiono saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/4/2019).

Baca juga: Empat Jalur Pendakian Gunung Rinjani Dibuka pada April 2019

Tenaga teknis tersebut adalah tenaga teknis dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang akan melakukan survei ulang jalur pendakian Rinjani bersama tim BTNGR.

Survei ulang ini dilakukan untuk memastikan keamanan jalur pendakian Gunung Rinjani pasca-gempa Lombok.

Sudiono mengatakan, sebelumnya pihak BTNGR telah menurunkan tim untuk melakukan survei di jalur pendakian Sembalun dan Senaru.

Dari empat jalur pendakian yang rencananya akan dibuka adalah jalur Sembalun, Senaru, Timbanuh dan Aiq Berik. Hanya jalur Sembalun yang sudah memiliki peta kerawanan gempa.

Peta kerawanan gempa ini dilihat berdasarkan struktur tanah, struktur batuan di bawahnya, termasuk kelerengan (kemiringan lahan). Dari sana diketahui wilayah mana saja yang rawan longsor atau aman untuk dilalui pendaki.

Baca juga: Jembatan Ambruk, Wisata Menuju Air Terjun Benang Stokel Lombok Tengah Terisolir

Selain peta rawan gempa, hal penting lainnya yang perlu dipersiapkan untuk membuka kembali jalur pendakian Gunung Rinjani adalah pemasangan rambu-rambu yang ditujukan untuk para pendaki.

"Ini perlu sekali karena wilayah kita wilayah Lombok adalah wilayah gempa. Ini menyangkut keselamatan pengunjung. Saya kira ini juga prioritas," tegas Sudiono.

Sehingga jika ada wisatawan terpaksa lewat jalur yang rawan itu, mereka tidak boleh berhenti terlalu lama ataupun mendirikan tenda di lokasi rawan longsor.

Sudiono mengatakan, untuk kenyamanan para pengunjung, peta kerawanan gempa dan rambu-rambu harus jelas.

Baca juga: Siswi SMP Asal Lombok Tengah Tewas saat Selfie di Pinggir Waduk

Namun hingga saat ini, pemeliharaan jalur pendakian dan pemasangan rambu-rambu belum selesai dilakukan.

"Dua-duanya (Sembalun dan Senaru) belum dilakukan pemeliharaan jalur. Artinya rambu-rambu belum ada. Baru sebagian sudah diperbaiki untuk Senaru, tapi peta kerawanan gempa belum ada," kata Sudiono.

Selain masih menunggu tenaga teknis dari PVMBG, faktor cuaca dengan curah hujan yang masih cukup tinggi di wilayah NTB, menjadi pertimbangan belum dibukanya jalur pendakian Gunung Rinjani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com