Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Pemilu, KPU Terima Sejumlah Pertanyaan dari Pasien RSJ Surakarta

Kompas.com - 12/04/2019, 14:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta melalui Panitia Pemilihan Tingkat Kelurahan Jebres menggelar sosialisasi tentang Pemilu 2019 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Jumat (4/12/2019) pagi.

Sebab, Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama yang akan digelar di area RSJ Daerah Surakarta dengan melibatkan pasien-pasiennya sebagai pemilih aktif.

Meskipun belum sepenuhnya dinyatakan sembuh dari gangguan jiwa yang diderita, 77 pasien RSJ Daerah Surakarta mendapat izin dari dokter ahli dan dinyatakan layak mengikuti pemilu 17 April nanti, setelah melalui tahap uji tertentu.

Dalam sosialisasi yang berlangsung sekitar 40 menit itu, para pasien RSJ Daerah Surakarta terlihat antusias dan menyimak semua penjelasan yang diberikan oleh Ketua Panitia Pemilihan Tingkat Kelurahan Jebres, Murjioko.

Tak hanya menyimak, pasien-pasien yang sebagian besar mengenakan seragam rumah sakit itu juga aktif mengajukan berbagai pertanyaan kepada pembicara seputar penyelenggaraan pemilu.

Misalnya, seorang pasien laki-laki yang merasa bingung harus memilih siapa karena tidak ada calon DPRD yang ia kenali.

"Saya enggak kenal semua, pak, Itu bagaimana?" tanya salah satu pasien setelah melihat contoh surat suara DPRD Kota yang dicontohkan KPU.

"Jadi kalau tidak kenal calonnya, boleh coblos partai politiknya. Tadi kan disampaikan ada 16, sekali coblos kalau tidak kenal calegnya, kalau kenal silakan dicoblos,” jawab Murjioko.

Baca juga: KPU Lakukan Sosialisasi Pemilu untuk Pasien RSJ Daerah Surakarta

Selanjutnya ada juga seorang pasien perempuan yang terlihat penasaran darimana dana penyelenggaraan pemilu berasal.

"Sebelumnya saya minta maaf, Pak. Pemilu ini membutuhkan dana itu dari mana sih, Pak?” tanya pasien yang kemudian mendapatkan tepuk tangan dari seluruh peserta sosialisai.

"Jadi pemilu itu dibiayai oleh negara. Uangnya dari mana? Dari rakyat. Anda membayar pajak motor kan, bayar pajak bumi dan bangunan, nah itu dikelola oleh negara. Karena itu kegiatan nasional maka menggunakan APBN," jelas Murjioko.

Murjioko menjelaskan berbagai hal terkait pemilu pada acara sosialisasi di RSJD Surakarta, Jumat (12/4/2019).Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella Murjioko menjelaskan berbagai hal terkait pemilu pada acara sosialisasi di RSJD Surakarta, Jumat (12/4/2019).
Terakhir, seorang pasien laki-laki yang menanyakan mengapa jumlah surat suara yang diberikan pada masing-masing pasien tidak sama. Dalam konteks ini, umumnya pemilih mendapatkan lima surat suara, yaitu untuk pemilihan presiden-wapres, DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan DPD.

"Kenapa kok surat (untuk pasien yang berasal) dari Solo lebih banyak daripada (pasien yang berasal dari) kabupaten/kota lain?" tanyanya.

"Kenapa beda, karena daerah pemilihannya berbeda, Mas, antara Sukoharjo dan Solo yang kabupaten/kota itu beda. Tapi yang warna abu-abu (presiden-wakil presiden) sama, yang warna merah (DPD RI) sama, warna kuning sama (DPR RI), warna biru (DPRD Provinsi) sama," jawab Murjioko.

Baca juga: Upaya RSJ dan KPU agar Pemilu bagi Pasien Gangguan Jiwa Bebas Intervensi

Pertanyaan-pertanyaan di atas memang lumrah untuk ditanyakan oleh masyarakat sebagai pemilih.

Jangankan mereka yang ada dalam masa perawatan di RSJ Daerah Surakarta, masyarakat umum yang mendapat banyak informasi pun terkadang masih banyak dibingungkan dengan hal-hal yang sama.

RSJD Surakarta bekerja sama dengan KPU Kota Surakarta akan menyelenggarakan pemilu pertama di kawasan rumah sakit  dengan nomor TPS 108.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com