Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Mengaku Ditawari Jadi Ketum PPP

Kompas.com - 12/04/2019, 13:51 WIB
Hendra Cipta,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengaku ditawari menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pasca ditangkapnya Romahurmuziy, terkait kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama.

"Ini belum ada yang tahu. Tiga pekan lalu, saya ditelepon Suharso Monoarfa. Dia bilang, Pak Mahfud diminta jadi Ketum PPP," kata Mahfud, saat menghadiri acara Silaturahmi dan Apel Kebangsaan dalam rangka Pemilu Damai, di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (12/4/2019).

Baca juga: Di Bandung, Mahfud MD Ajak Mahasiwa Jangan Golput

Namun, Mahfud menolak. Dengan alasan dia bukan kader PPP. "Saya bilang, yang bagus itu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) atau Anda (Suharso Monoarfa)," ujarnya.

Kemudian, saat bertemu dengan KH Maimoen Zubair bersama Taj Yasin Maimoen, putranya. Juga ditanya lagi apakah bersedia jadi Ketum PPP. Mahfud tetap mengatakan tidak, bahwa dia bukan kader PPP

"Terus dijawab, dulu Pak Mahfud, ketika jadi Menteri Pertahanan di era Gus Dur, itu atas rekomendasi PPP. Dan itu memang benar. Tapi saya bilang, saya tidak bisa," ucapnya.

Baca juga: Mahfud MD: Sengketa Pemilu Tak Bisa Dibawa ke PBB

Kemudian, ada lagi telepon dari Menteri Agama Lukman Hakim, yang menyatakan hal serupa. Tapi dia tetap bilang tidak bisa.

Akhirnya Mahfud, bertemu dengan Luhut Binsar Panjaitan. Kemudian diberi pertimbangan jika kemudian mau menjadi Ketum PPP.

"Kata Pak Luhut, kalau mau saya dorong. Sambil diberi pertimbangannya. Kemudian saya putuskan untuk tetap tidak mau," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com