Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan ASN NTT soal Kebijakan Gubernur Pakai Tenun 2 Hari Seminggu

Kompas.com - 12/04/2019, 11:27 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Kompas TV Berbagai kerajinan berbahan dasar tenun dilakukan di sanggar ini, seperti penggulungan benang pembentangan benang kemudian dilanjutkan dengan penganyaman atau penggabungan berbagai warna benang hingga menghasilkan kain dan motif. Kebanyakan para mama yang mengerjakan tenun ini, namun anak-anak juga dilibatkan dalam proses pembuatan agar nantinya dapat meneruskan kerajinan tenun sebagai identitas masyarakat Papua.

Tentu ini juga sangat membanggakan ibu-ibu penenun di desa, juga menyemangati mereka.

Dari sisi ekonomi, kehidupan para penenun juga membaik. Juga tidak tertutup kemungkinan, semakin banyak orang yang geluti pekerjaan sebagai penenun ini karena pasarnya besar.

"Bayangkan kalau puluhan ribu ASN di seluruh NTT pakai tenun dua kali seminggu, wow pasarnya sangat besar sekali," ucap dia.

Baca juga: ASN di NTT Diwajibkan Kenakan Kain Tenun Setiap Selasa dan Jumat

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, mengeluarkan aturan semua Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Provinsi NTT, mengenakan kain tenunan dua hari dalam sepekan.

Para ASN diwajibkan kenakan kain tenun NTT, pada hari Selasa dan Jumat.

Menurut Viktor, bukan hanya ASN yang gunakan kain tenunan, tapi dirinya juga menggunakan tenunan khas NTT.

"Satu minggu dua kali yakni Selasa dan Jumat. Kami semua pakai sarung. Ini kasih pesan, bahwa mereka yang kerja di kampung itu akan bangga karena hasil karya mereka dipakai oleh pejabat," ungkap Viktor, di Kupang, Rabu (10/4/2019).

Viktor menyebut, para penenun tradisional di kampung-kampung di NTT, tentu tahu, bahwa karya-karya mereka bukan dipakai oleh orang biasa tapi oleh pejabat.

"Ini juga bagian dari memproteksi market kita. Tidak perlu orang dari luar yang beli, karena kami juga bisa beli sendiri," kata Viktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com