Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Pelaku Minta Maaf hingga Keluarga Minta Visum Ulang

Kompas.com - 12/04/2019, 07:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pelaku pengeroyokan AD, siswi SMP di Pontianak, mengaku bersalah dan meminta maaf kepada AD dan keluarganya.

Tiga siswi SMA tersebut menyatakan hal tersebut secara terbuka kepada masyarakat pada hari Rabu (10/4/2019) malam.

Salah satu tersangka, FZ alias SS mengaku menyesal telah melakukan perbuatan tersebut kepada AD.

Sementara itu, kondisi AD terus dipantau oleh dokter dan psikiater. Hingga saat ini AD masih dalam proses pemulihan.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Permintaan maaf dan penyesalan para pelaku

Cuplikan video Boomerang dari Instagram yang memperlihatkan ketiga terduga pelaku pengeroyokan siswi SMP di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sedang berpose santai di depan polisi beredar luas di media sosial dan jejaring sosial.dok Twitter Cuplikan video Boomerang dari Instagram yang memperlihatkan ketiga terduga pelaku pengeroyokan siswi SMP di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sedang berpose santai di depan polisi beredar luas di media sosial dan jejaring sosial.

Pernyataan ketiga siswi pelaku pengeoroyokan disampaikan bersama dengan empat temannya yang juga diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polresta Pontianak, Rabu (10/4/2019) malam.

“Saya sebagai salah satu pelaku, saya meminta maaf atas perlakuan saya terhadap AD dan saya sangat menyesal atas perlakuan saya ini,” kata tersangka berinisial FZ alias LL.

Mereka berharap masyarakat pengguna media sosial tidak menghakimi, apalagi melakukan ancaman verbal dan fisik. Karena menurut dia, tidak semua yang beredar di media sosial itu benar.

"Saya minta maaf kepada AD dan keluarganya. Saya menyesal," kata tersangka NB alias EC.

Baca Juga: Menyesal, Geng Siswi SMA Tersangka Pengeroyok Siswi SMP Minta Maaf

2. Klarifikasi para pelaku tentang aksi kekerasan terhadap AD

IlustrasiKOMPAS/TOTO SIHONO Ilustrasi

Dalam kesempatan itu, para pelaku juga mengklarifikasi sejumlah isu yang beredar luas di media sosial, mulai dari membantah pengeroyokan, membenturkan kepala ke aspal, hingga merusak organ vital korban.

Menurut LL, dalam kasus ini tidak terjadi pengeroyokan, tetapi dilakukan secara terpisah, satu lawan satu, oleh tiga pelaku di waktu yang berbeda pada Jumat (29/3/2019) sekitar pukul 14.30 WIB.

“Memang benar kami melakukan pemukulan, tetapi kami tidak mengeroyok, apalagi sampai 12 orang,” ungkapnya.

Kedua, para pelaku membantah melakukan kekerasan di bagian organ vital korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com