Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat soal Persaingan Jokowi-Ma'ruf Vs Prabowo-Sandi di Yogyakarta

Kompas.com - 11/04/2019, 22:39 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Persaingan pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berlangsung sengit di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kubu Jokowi sendiri menargetkan menang dengan perolehan suara 70 persen, sementara elektabilitasnya 62 persen. Sementara kubu Prabowo menargetkan perolehan suara 65 persen dengan elektabilitas saat ini di angka 45 persen.

Bagaimana pandangan pengamat mengenai peluang elektabilitas kedua paslon?

Faktor arah politik Sri Sultan

Akademisi ilmu sosial dan politik dari Univeritas Gajah Mada (UGM) Purwo Santoso mengatakan jika isu yang terkait konten lokal punya peran dalam mendorong kecenderungan memilih pada Pemilu 2019 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sayangnya, kedua kubu pasangan calon Presiden-Wakil Presiden tidak memainkan isu lokal yang cukup mengakar di Yogyakarta ini.

Purwo Santoso mengungkap kubu Paslon 01 mengemas isu keistimewaan. Isu ini memiliki kekuatan untuk menyentuh hati masyarakat DIY yang memang memiliki kebanggaan pada keistimewaan daerahnya.

Baca juga: Kata Pengamat soal Persaingan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga di Jateng

Terlebih, kubu 01 membawakan diri dengan tampilan yang merakyat dalam kesederhanaan. Mereka mampu mengkomunikasikan isu sesuai konteks di zamannya.

Tapi, isu ini sejatinya punya banyak problematika sendiri. Sehingga tidak mudah untuk diterapkan. Akibatnya, kalau diperdebatkan sedikit banyak punya pengaruh pada pemilihnya.

"Keistimewaan itu bungkus besar, semua sepakat. Tapi detilnya tidak. Kebetulan kubu yang satu tidak memperdebatkan operasional (langkah konkrit) keistimewaan atau detilnya, maka sampai sekarang masih aman saja dengan tagline itu," katanya kepada Kompas.com, Kamis (11/4/2019).

Bagaimana dengan kubu Paslon 02? Menurut Purwo, kubu Prabowo-Sandi justru tidak mengolah dengan baik isu lokal di DIY. Sebaliknya, kubu mereka lebih memilih membawa jargon dan simbol. Karena itu kubu 02 dirasa tidak punya rujukan ideologis yang jelas.

Kubu Prabowo-Sandi tampak lebih sibuk pada simbol dan jargon yang semuanya lebih menonjolkan Prabowo.

Baca juga: Di Banyumas Raya, Ini Peluang Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi

"Mereka memobilisasi simbol sangat jargonik dan tidak ada konstruksi ideologis yang jelas. Prabowo itu militeristik sehingga Indonesia bisa diwakili oleh pidatonya dia," katanya.

Namun demikian, suara masyarakat Yogyakarta sejatinya seirama dengan sosok seorang Sri Sultan HB X sebagai pemimpin dan panutan. Termasuk pada Pemilu 2019.

Sultan sampai kini tidak pernah menyatakan secara eksplisit mendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mana.

Karena itu masyarakat Yogyakarta memiliki cara sendiri memahami Sultan. Kearifan lokal dan budaya mereka memampukan warga memahami sikap Sultan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com