Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Banyumas Raya, Ini Peluang Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi

Kompas.com - 11/04/2019, 21:18 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Fadlan Mukhtar Zain,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Pemilu 2019 tinggal menghitung hari. Persaingan antara kedua kubu paslon capres cawapres semakin memanas.

Pada pemilu 2019, dua paslon yang bertarung yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Hasil-hasil survei dan pendapat para pengamat pun terbelah, ada yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf, namun ada juga yang menyebutkan kans kemenangan pasangan Prabowo-Sandi besar. 

Bagaimanakah peluang kedua kandidat di wilayah Banyumas Raya yang meliputi wilayah eks karesidenan Banyumas, yakni di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Cilacap serta Banjarnegara?

TKD: Faktor kandang banteng dan dukungan nahdliyin mantapkan posisi Jokowi-Ma'ruf

Suara pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin di wilayah Banyumas raya diperkirakan akan semakin perkasa. Selain sebagai kandang banteng, pada pilpres ini pasangan tersebut juga didukung oleh kelompok nahdliyin.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Kabupaten Banyumas dr Budhi Setiawan mengatakan, manargetkan perolehan suara Jokowi-Ma'ruf di atas 70 persen. Target ini meningkat dibanding perolehan suara pada pilpres 2014 lalu yang mendapat suara hampir 64 persen.

"Kalau melihat kondisi di lapangan posisi Jokowi masih mantap sekali, target kami minimal 70 persen dapat," katanya saat dihubungi, Rabu (10/4/2019)

Target itu lebih rendah dari target Jokowi sebanyak 80 persen untuk Kabupaten Banyumas. Jokowi melihat antusiasme dan militansi pendukungnya di Banyumas luar biasa.

Baca juga: Jokowi:Target Minimal 70 Persen Suara di Jateng

"Perlu diingatkan tahun 2014 Jokowi-JK di Banyumas menang 64 persen, tapi tahun ini di Banyumas kita menang 80 persen, setuju?" kata Jokowi saat kampanye di kompleks GOR Satria Purwokerto, Jateng, Kamis (4/4/2019).

Budhi mengatakan target 80 persen bisa saja diperoleh, namun memerlukan kerja keras dari seluruh partai politik anggota koalisi dan para relawan.

"70 persen realistis, 80 persen juga masih mungkin, kalau 80 persen harus kerja keras sakali, 70 persen saya rasa lebih realistis. Soalnya dulu Jokowi belum berkarya secara nasional pun pencapaian segitu, sekarang masyarakat lebih merasakan kebijakan-kebijakan Pak Jokowi, saya yakin lebih memantapkan lagi. (Suaranya) turun jelas tidak mungkin, kalau naik pasti," kata Budhi.

Selain itu, dukungan dari kelompok nahdliyin, menurut Budhi, juga akan mendongrak suara Jokowi. Suara dari kelompok sarungan ini bulat mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Fakta Kampanye Jokowi, Mandi Hujan Bersama Pendukung hingga Target Menang 80 Persen di Banyumas

"yang jelas besar sekali pengaruhnya, warga Banyumas mayoritas NU, paling tidak 70 persen ada. Sehingga dengan (warga) NU lebih bulat untuk mendukung Jokowi, saya yakin akan mendongkrak suara signifikan. Suara NU relatif tidak terbelah, utuh, ada beberapa saja yang tidak (dukung Jokowi-Ma'ruf). Saya yakin 80 persen lebih warga NU dukung Jokowi," ujar Budhi.

Terkait unsur kedaerahan capres Prabowo yang merupakan keturunan Banyumas, Budhi menilai tidak akan berpengaruh.

"Enggak ada pengaruh, karena orang Banyumas juga tidak merasa Praboeo lebih ke arah Banyumas, jadi nggak ada pengaruhnya. Jokowi lebih njawani menurut saya," kata Budhi.

Peta dukungan pilpres di wilayah Banyumas Raya, menurut Budhi, tidak akan berbeda jauh di Kabupaten Banyumas. Secara keseluruhan, untuk Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Cilacap, perolehan suara Jokowi diperkirakan di atas 65 persen.

BPD: Militansi pendukung, dukungan Rustriningsih, Prabowo berdarah Banyumas jadi modal kemenangan

Rustriningsih. Foto diambil pada 1 Oktober 2012 ketika ia masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa
Tengah.KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Rustriningsih. Foto diambil pada 1 Oktober 2012 ketika ia masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Sementara itu Sekretaris II Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi, Rachmat Imanda, optimistis pasangan yang diusungnya akan dapat berbuat lebih di kandang banteng. Bahkan, tidak menutup kemungkinan perolehan suaranya dapat mengungguli pasangan Jokowi-Ma'ruf.

"Kita berjuang semaksimal mungkin, ikhtiar. Kita ketahui di sini basis merah, teman-teman partai koalisi dan relawan berjuang untuk memenangkan di Banyumas. Kita ingin menang di pemilu ini, target 58 persen, kan wajar, logis," kata Imanda.

Menurut Imanda kali ini pihaknya lebih siap menghadapi pertarungan. Koalisi parpol solid dan didukung dengan relawan yang sangat militan.

Baca juga: Tak Muluk-Muluk, Target Kemenangan Prabowo-Sandiaga di Jateng 50 Persen+1

"Banyak faktor yang berbeda jauh antara pemilu yang dulu dan sekarang, dulu 2014 perolehan suaranya sekitar 36 persen kalau nggak salah. 5 tahun lalu Gerindra baru berumur 6 tahun, struktural belum sesolid dan semilitan sekarang. Kalau sekarang tidak hanya parpol koalisi, tapi dengan relawan-relawan yang sangat luar biasa," ujar Imanda.

Sosok Prabowo yang merupakan keturunan asli Banyumas juga dinilai akan membantu untuk mendulang suara. Selain itu, Sosok Sandi juga akan mendongkrak suara, karena ia lebih mudah diterima semua kelompok masyarakat.

Pada saat kampanye di Purwokerto, Senin (1/4/2019), Prabowo Subianto mengaku bangga sebagai keturunan asli Banyumas. Banyumas, kata Prabowo, telah melahirkan pejuang-pejuang besar bagi bangsa Indonesia seperti Panglima Besar Jenderal Sudirman, Supardjo Rustam dan lainnya.

Baca juga: Prabowo: Kapan Lagi Putra Purwokerto Masuk Istana

"Karena di badan saya mengalir darah Banyumas. Banyumas, Purwokerto, melahirkan pejuang-pejuang bangsa Indonesia. Dan saya bangga, saya putra Purwokerto, Putra Banyumas. Kapan lagi putra Purwokerto masuk istana," kata Prabowo.

"Faktor Prabowo besar lah, kapan maning wong Banyumas duwe presiden (kapan lagi orang Banyumas jadi presiden). Kalau kemudian dari orang sendiri yang jadi presiden tentu Banyumas akan jadi prioritas program-progamnya, terutama pembangunan. Kita juga punya wakil yang lebih menjual, mudah diterima semua lapisan, banyak diterima semua kalangan," kata Imanda.

Suara Jokowi-Ma'ruf di Banyumas, kata politisi Gerindra ini, bisa turun, karena banyak warga yang kecewa dengan kepemimpinanya selama hampir 5 tahun terakhir. Masyarakat dinilai semakin cerdas menilai janji-jani Jokowi pada 2014 dengan realisasi sekarang.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah lain seperti Kabupaten Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara, termasuk Kebumen. Pergerakan dari parpol koalisi dan relawan akan berupaya memenangkan Prabowo-Sandi.

Baca juga: Fakta Kampanye Prabowo di Purwokerto, Elite Politik Gagal Urus Rakyat hingga Kriteria Calon Menteri

"Cilacap luar biasa pergerakannya di sana, Purbalingga juga luar biasa, bahkan pilkada kemarin menang (Gerindra berkoalisi dengan PDI-P, PAN dan PKS mengusung Tasdi-Tiwi). Kebumen juga bagus, karena didukung juga oleh Rustriningsih, relawan dan jaringannya jalan," ujar Imanda.

Sementara itu, dukungan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih kepada pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dinilai tidak akan mempengaruhi perolehan suara pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.

"Kemarin Sudirman Said menang (pemilihan gubernur Jateng 2018) di Kebumen karena PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan Fatayat NU,” kata Sekretaris DPC PDI-P Kebumen, Jateng, Bambang Tri Saktiono, saat dihubungi, Rabu (3/4/2019).

Saat pilgub Jateng, Sudirman Said berpasangan dengan Ida Fauziah, kader dari PKB sekaligus Fatayat NU. Namun, peta politik di Jateng saat pilpres ini telah berubah, di mana PKB menjadi partai pengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Baca juga: Kampanye di Jateng, Prabowo Didukung Bibit Waluyo dan Rustriningsih

"Jadi kemenangan (pilgub di Kebumen) kemarin bukan karena Mbak Rustri mendukung sana, tapi (karena) Sudirman Said didukung PKB dan Fatayat NU," ujar Bambang Tri.

Namun, dia tidak memungkiri, sebagian kader PDI-P di Kebumen ada yang mengikuti jejak Rustriningsih, terutama para loyalisnya.

"Kami tidak takut, dalam arti tidak terlalu menghiraukan Beliau, karena kami punya progress sendiri yang mengacu tugas partai, tugas komandan, tugas ketua umum. Kalau pimpinan mendukung Jokowi, otomatis yang lain menindaklanjutinya," katanya.

Menanggapai hal itu, Ketua BPD Prabowo-Sandi Kebumen, Jateng Agung Prabowo mengatakan, dukungan Rustri akan berdampak positif terhadap perolehan suara Prabowo-Sandi.

"Tinggal konteksnya kan yang menyampaikan itu objektif apa nggak, sekecil apapun orang kan punya dampak dan pengaruhnya ada. Apalagi Bu Rustri tokoh yang memang banyak prestasi dalam dunia politik," kata dia.

Baca juga: Dukungan Rustriningsih kepada Prabowo-Sandi Dinilai Tak Pengaruhi Suara Jokowi-Maruf

Rustri dinilai masih punya pengaruh besar di Kebumen dan wilayah Jateng pada umumnya. Kegiatan Rustriningsih dalam bidang sosial kemasyarakatan, bisnis, dan jaringan yang luas, menurut Ketua DPC Gerindra Kebumen ini, akan membantu menggenjot perolehan suara pasangan 02.

"Dengan adanya Bu Rustri tentu akan berdampak baik bagi Prabowo-Sandi. Bu Rustri itu ikon, tokoh legendaris, bahkan PDI-P sendiri dulu mempromosikan jadi calon menteri, sebagai srikandi PDI-P. Jadi memang rivalitas politiknya, bagaimana menjatuhkan Bu Rustri setelah tidak bersama mereka, saya kira biasa itu, normatif," ujar dia.

Peluang petahana besar

Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono, melihat peluang kemenangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf lebih besar dibanding nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Pasangan tersebut diuntungkan karena posisinya sebagai petahana.

"Kalau melihat peluang aspek kemenangan 01 atau 02, sebetulnya berimbang. Hanya saja incumbent punya peluang besar menang, karena posisinya sudah menguat sejak awal pertarungan," papar Teguh, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (10/4/2019).

Baca juga: Kata Pengamat soal Persaingan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga di Jateng

Sementara menurut pengamat politik dari Universitas Tidar (Untidar) Kota Magelang, Jawa Tengah, Eny Boedy Orbawati, secara umum mengalahkan paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf sebagai petahana memang tidak mudah dan Prabowo-Sandiaga menunjukkan perlawanan yang luar biasa.

"Melawan petahana itu tidak mudah, butuh perjuangan, tapi saya lihat perlawanan 02 luar biasa, jangan dianggap remeh. Mereka punya massa pendukung dan simpatisan yang militan," jelas Eny saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (10/4/2019) malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com