Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagihan Rumah Sakit Capai Rp 122 Juta, Korban Geng Motor di Medan Tidak Bisa Pulang

Kompas.com - 11/04/2019, 17:09 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Rachmawati

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Rico Lumbanraja, siswa kelas 10 IPA 2 SMA Santo Thomas 3 Medan sudah 17 hari terbaring di rumah sakit pasca menjadi korban pengeroyokan oleh diduga anggota Geng Motor Ezto pada Minggu (24/3/2019).

Selama enam hari, Rico tidak sadarkan diri. Lalu dia menjalani operasi saraf otak dan pemasangan ring di ruas jarinya.

Saat dihubungi Kompas.com  Kasmar Lumbanraja, ayah Rico. Suara mengabarkan kalau Rico sudah berangsur pulih meski kaki kanannya masih lumpuh total. Rico juga sudah mau makan dan diajak berbicara, tapi terkadang tidak nyambung dan sering ngelantur.

"Masa depan Rico nampaknya tinggal menunggu mukjizat Tuhan. Tapi berkat doa banyak orang, keadaannya mulai membaik. Saya hanya pusing memikirkan BPJS. Saya kesulitan. Selama di rumah sakit, deposit yang kami diberikan dari bantuan orang-orang. Sudah Rp 29 juta. Saya ini sedang menunggu bantuan sumbangan dari adik ipar, " kata Kasmar, Rabu (10/4/2019).

Baca juga: Jeritan Hati Rasman Melihat Anaknya Dianiaya Geng Motor di Medan, Tak Sadarkan Diri hingga Habis Ratusan Juta

Menurutnya, sejak Minggu (7/4/2019), dokter sudah mengizinkan pulang, namun tertahan karena masalah biaya yang belum bisa diselesaikan. Dia berharap bisa segera pulang agar tagihan tidak terus membengkak. Kasmar juga masih berharap dengan bantuan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Sampai sekarang belum memberikan kepastian. Padahal hari itu mereka janji mau membantu. Tapi bagaimana bentuk bantuannya kita belum mengerti dengan lembaga ini. Total biaya rumah sakit sekarang sudah Rp 122 juta. Darimanalah guru dapat uang sebanyak itu," keluhnya.

Kasmar berharap, bantuan LPSK  segera terealisasi agar biaya perobatan anaknya tertutup dan mereka bisa segera pulang. Ia juga akan mengusakan pengobatan untuk anaknya.

"Bisalah kita pala-palai (usahakan), pengobatan tradisional atau obat-obat herbal. Andai pihak rumah sakit beritikat baik, apalagi sudah didatangi LPSK. Lihatlah kami secara kemanusian. Maunya mereka mengerti, misalkan dibuat kebijakan menyicil biaya. Ini yang kita butuhkan. Biar si Rico bisa kita rawat di rumah," jelasnya.

Terkait Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang diprotesnya, Kasmar mengaku keluhannya mewakili keluhan para ASN.

Baca juga: Geng Motor yang Sasar Warung Pecel Lele 4 Kali Beraksi Februari Ini

Menurutnya, banyak yang tidak mengetahui kalau Pasal 52 di Perpres itu menyebutkan 21 butir pelayanan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan akibat tindak kejahatan.

"Perpres ini bikin nasib kita jadi terkatung-katung. Bagaimana nasib peserta askes yang sudah 15 tahun terus bayar iurannya. Paling tidak, minimalnya separoh-separoh, sama-sama rugi, masih maklum kita. Tapi mana bisa kita melawan regulasi dari pemerintah," jelasnya.

Dia juga berharap kepolisian di Medan betul-betul pro aktif menyelesaikan dan memberantas kejahatan jalanan seperti geng motor.

Saat ditanya apakah sudah ada penambahan tersangka baru, Kasmar mengaku belum ada tersangka lain yang diringkus dan belum ada perkembangan terbaru.

"Masa depan Rico ini betul-betul sudah diragukan. Cuma dalam hati saya, itukan kata dokter, kalau kata Yang Maha Kuasa bisa terjadi hal yang lebih baik. Seperti itulah cara saya membesarkan hati mendengar vonis dokter," pungkasnya.

Sementara itu, Devi Marlin, Humas Rumah Sakit Royal Prima tempat Rico dirawat membenarkan kondisi pasien sudah mulai membaik. Namun saat ditanya apakah pihaknya akan memberikan kebijakan dengan meringankan biaya medis yang harus ditanggung keluarga Rico, Devi mengaku belum bisa memberikan jawaban.

"Soal biaya urusan bagian keuangan, semalam orangnya tidak bisa ditelpon," katanya singkat.

Baca juga: Anak di Bawah Umur Masuk Geng Motor, Penanganannya Butuh Pendekatan Berbeda

Diberitakan sebelumnya, Rico Lumbanraja menjadi korban pengeroyokan geng motor. Puluhan anggota geng mendatangi Jalan Pembangunan V, Kelurahan Tanjunggusta, Kecamatan Helvetia, pada Minggu (24/3/2019), sekitar pukul 00.30 WIB.

Massa yang beringas mendatangi rumah Jojo Purba yang merupakan teman korban. Saat itu korban berada di lokasi, berkumpul merayakan ulang tahun salah seorang temannya.

Terkait kasus tersebut, Polrestabes Medan telah menangkap tiga tersangka, yaitu David Mangatas Nadapdap (25), Gani Ari Kristian (29), dan Arianto Fransiskus Manalu (22).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com