Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Rabu, Siswa di Sekolah Ini Pakai Baju Batik Buatan Sendiri

Kompas.com - 11/04/2019, 08:59 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berkunjung ke SMP 3 Playen, Desa Bandung, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, pada hari Rabu akan mendapati siswanya menggunakan baju batik yang berwarna warni.

Setiap siswa mengenakan baju batik yang berbeda, hal ini karena setiap siswa diberikan kebebasan berkreasi mendesain batiknya sendiri.

Sebagian besar siswa mengenakan seragam batik berwarna dasar biru, ada beberapa seragam yang dasar warnanya hijau, merah, dan juga ungu dengan bermacam-macam corak seperti bunga dan motif daun. Seragam ini digunakan khusus hari Rabu.

Guru Seni Budaya SMP 3 Playen Agus Supriyono menyampaikan, para siswa tersebut diwajibkan untuk membuat sendiri baju batik sebagai seragam. Imbauan diberikan ketika para siswa menjadi siswa didik baru di sekolah tersebut.

Baca juga: Mendag Sebut Batik Trusmi Perlu Inovasi agar Dilirik

 

Mereka dibebaskan untuk mendesain corak dan mengkombinasikan warna sesuai dengan karakter mereka. Motif bunga banyak dibuat oleh siswa perempuan dengan warna merah muda sedangkan laki-laki beberapa membatik bunga tetapi dengan warna yang lebih gelap seperti hijau tua.

Awal ide pembuatan batik yakni saat DIY dinobatkan sebagai satu diantara kota batik di Indonesia. Untuk itu pihaknya merespon hal tersebut untuk membuat aturan seragam batik dengan hasil karya siswa sendiri tahun 2014.

Setiap siswa membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan untuk menyelesaikan satu baju seragam siswa.

"Teknisnya, kita bentuk kelompok, setiap kelompok saat jam pelajaran saya akan membuat batik dari tahap awal setiap jamnya kemudian dilanjutkan pada jam pelajaran (seni budaya) selanjutnya," kata Agus Supriyono saat ditemui di SMP 3 Playen Rabu (10/4/2019).

Baca juga: Unair-UNS Ajak 14 Mahasiswa Asing Belajar Bikin Jamu hingga Membatik

"Urutan sesuai kurikulum siswa diajarkan mulai dari gambar bentuk dan gambar hias. Sampai pada tahapan hias tersebut siswa diajarkan menghias di berbaga media diantaranya adalah kain. Anak-anak mengenakan batik Dengan karyanya sendiri. Saat menggambar pada media kertas karyanya bagus tetapi saat menggambar pada kian mereka kesulitan," ucapnya.

Untuk membuat satu seragam, membutuhkan biaya Rp 110.000 akan tetapi pihak sekolah memberikan subsidi melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar 20 persen.

Siswa tidak membeli bahan di sekolah. Sekolah memberikan catatan selebaran tersebut berisi bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam membat batik mulai dari canting, malam, pewarna, kompor.

Mereka nanti iuran ke bendahara kelas, dan mereka membeli sendiri bahan-bahannya. Untuk waktu membatik fleksibel jika ada anak saat jam istirahat atau saat libur ingin membatik.

Baca juga: Yuk Belajar Membatik dan Membuat Wayang Kulit di Kampung Sondakan

Siswa membatik dalam baju polos dengan pendampingan dari guru. Motif serta warna, para siswa diarahkan untuk berkiblat kepada logo sekolah dimana mengandung unsur warna biru.

"Pengalaman awal-awal pakai kain tetapi memakan waktu lama dan ketika memakai kain lalu dijahit banyak motif yang mereka inginkan pada baju terpotong. Untuk warna kami tidak menggunakan naptol tetapi menggunakan remasol karena lebih simpel penggunaannya," ucapnya.

Salah seorang siswi, Iftitah Ananda mengatakan, jika dalam pembuatan batik hal tersulit adalah mendesain gambar awal.

Namun begitu dirinya hanya memerlukan waktu pembuatan selama 3 minggu. Satu minggu gambar, Seminggu mencanting, dan minggu berikutnya mewarnai.

"Kalau motifnya saya memilih bunga yang mudah," kata dia. 

Baca juga: Batik Ciprat Langitan, Ladang Rezeki bagi Penyandang Disabilitas Desa Simbatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com