PALU, KOMPAS.com – Sejumlah nelayan teluk Palu, siang itu terlihat tengah memperbaiki perahunya yang bocor. Mereka merupakan warga Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah.
Saat gelombang tsunami menghantam wilayah pesisir teluk Palu 28 September 2018 lalu, tak hanya rumah yang porak poranda, perahu mereka sebagai alat untuk mencari ikan hancur tak berbentuk lagi.
Beruntung, pemerintah kota Palu, memberikan bantuan sejumlah perahu untuk nelayan. Namun sayang, baru sebulan dibagi ke masyarakat nelayan, perahu tersebut sudah pada bocor. Itulah kemudian kenapa para nelayan tersebut akhirnya menambalnya.
Baca juga: 2 Bulan Setelah Gempa dan Tsunami, Nelayan Palu Mulai Berbenah
Permasalahan yang dihadapi masyarakat nelayan ini, tak hanya soal perahu, melainkan juga rencana pemerintah kota Palu merelokasi warga Lere ke dataran tinggi. Tepatnya di Kelurahan Tondo.
Rencana pemerintah tentu saja menjadi perlawanan warga. Mereka menolak direlokasi.
“Saya ini sudah melaut sejak masih kelas 5 SD sampai sekarang. Sudah 30 tahun saya ini jadi nelayan. Bagaimana mungkin saya mau tinggal jauh dari laut,” kata Mohan (47), kepada Kompas.com, Rabu (10/4/2019).
Tak hanya Mohan, Zakir (60) juga mengaku hal yang sama. Ia pun mengaku sejak lahir sudah orang tua dan keluarga lainnya tinggal di Kelurahan Lere. Berprofesi sebagai nelayan, buat Zakir dan Mohon sudah mendarahdaging.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Lahan 320 Hektar untuk Relokasi Warga Sulteng
Kini sudah lebih dari setengah tahun, mereka tinggal di shelter pengungsian di Jalan Pangeran Diponegoro. Tentu tak mudah bagi para nelayan ini beralih profesi.
Dengan kondisi yang tidak menentu, para nelayan teluk Palu ini terus bangkit. Mereka harus kembali melaut untuk menghidupi anak dan istri.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan lahan seluas 320 hektar untuk menjadi tempat relokasi para korban terdampak bencana di Sulawesi Tengah.
Relokasi tersebut ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di daerah sesar gempa, rawan likuefaksi, dan berpotensi bencana lainnya.
Baca juga: Sejumlah Permukiman Warga Terdampak Gempa di Sulteng Akan Direlokasi
"Pemerintah sudah akan menyiapkan tanah kurang lebih 320 hektar di satu tempat," ujar Puan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).
Kawasan relokasi kemungkinan berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi yang ditempati warga saat ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.