Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kecanggihan Radio Komunikasi Kebencanaan di Pangandaran

Kompas.com - 10/04/2019, 18:26 WIB
Candra Nugraha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menguji coba frekuensi 700 MHz sebagai radio komunikasi kebencanaan di Plasa Telkom Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019).

Uji coba dimulai 9 April hingga 9 Mei 2019.

Pada uji coba ini, Kemenkominfo melibatkan vendor penyedia perangkat, yakni Motorola, Nokia, Huawei, Hytera dan Inti.

Radio ini punya sejumlah kelebihan dibanding radio komunikasi yang biasa dipakai. Radio dapat mengirim data berupa suara, maupun visual gambar secara langsung.

"Frekuensi ini enggak pakai satelit," kata Menteri Kominfo, Rudiantara usai uji coba.

Baca juga: Kemenkominfo Uji Coba Radio Komunikasi Kebencanaan di Pangandaran

Bahkan perangkat radio ini ada yang portable, atau bisa dibawa ke manapun. Radio ini tidak memerlukan BTS yang banyak seperti operator selular.

"Tergantung powernya berapa, jika ditambah akan makin besar (jangkauannya lebih luas lagi)," jelas Rudiantara.

Baca juga: Tiga Ditjen Kementerian PUPR Tangani Perbaikan Sulteng Pasca-Bencana

Menurut dia, frekuensi 700 MHz sangat ideal dipakai radio komunikasi kebencanaan. Bahkan frekuensi ini disebut frekuensi emas.

Dikatakan frekuensi emas karena frekuensinya rendah, yakni 700 MHz. Kalau telepon selular, frekuensinya di 1,8 GHZ, 2,1 GHz, 2,3 GHz.

"Terpenting jangkauannya luas, untuk broadband dan kebencanaan," jelasnya.

Asisten Deputi Kordinasi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polhukam, Marsekal Sigit Priyono menyampaikan, jika dilihat secara riil, timbulnya korban jiwa dalam suatu bencana terkadang bukan dampak langsung bencana itu sendiri. Namun karena keterlambatan dalam menerima data informasi.

Oleh karenanya, kata dia, peran pemerintah sebagai pelindung warganya dalam bencana harus dijalankan. Hadirnya frekuensi 700 MHz sebagai radio komunikasi kebencanaan diharapkan bisa mempercepat menyampaikan informasi.

"Tidak hanya voice, tapi video. Ini pertolongan akan lebih cepat. Informasi bisa disebar ke mana-mana. Harapan kita mengurangi keterlambatan pertolongan," jelasnya.

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata berharap, alat ini secepatnya dipakai. Hal ini mengingat indeks bencana di Pangandaran sangat tinggi.

"Inginnya 2019 selesai," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com