Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Izin Tambang di Aceh, Demo Mahasiswa Ricuh di Kantor Gubernur

Kompas.com - 09/04/2019, 22:37 WIB
Raja Umar,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai Universitas di Banda Aceh, yang tergabung dalam Aliansi Barisan Pemuda Aceh, ricuh dengan pihak pengamanan saat melakukan aksi demonstrasi menolak izin tambang PT Emas Mineral Murni (EMM), di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (9/04/2019).

Akibat ricuh tersebut, beberapa mahasiswa mengalami luka lecet dan terkena tembakan gas air mata dikeluarkan pihak kepolisian.

“Yang terluka tadi ada beberapa orang, ada yang luka lecet dibagian muka, tangan, dan kaki. Namun, banyak yang terkena tembakan gas air mata,” kata Agus, mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala, yang ikut dalam aksi penolakan izin tambang PT EMM kepada Kompas,com, usai kericuhan terjadi.

Baca juga: Tak Kunjung Bertemu Wali Kota, Mahasiswa Ricuh di Depan Kantor DPRD

Agus menyebutkan, kericuhan awalnya dipicu setelah peserta aksi dengan barisan pihak pengamanan, yang berada di depan pintu ruang loby kantor gubernur terlibat saling dorong, saat mahasiswa ingin masuk untuk menjumpai Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

“Kericuhan terjadi karena ada provokasi saat kami ingin masuk ke dalam kantor menemui Plt, sehingga terjadi salaing dorong, kemudian polisi melepaskan gas air dari mobil water canon ke arah mobil pengeras suara orator aksi, sehingga emosi pendemo terpancing,” katanya.

Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, yang langsung terjun ke lokasi kantor gubernur pasca kejadian menyebutkan, kericuhan terjadi saat massa dari mahasiswa memaksa masuk kedalam kantor gubernur Aceh.

Setelah perwakilan dari kantor gubernur yang menjumpai mahasiswa memberitahukan bahwa Plt Gubernur Aceh, sedang tidak berada di tempat.

“Mungkin mahasiswa emosi, karena melakukan demo sejak pagi, kemudian saat memaksa masuk kedalam kantor gubernur, petugas pengamanan menertibkan mereka,” sebutnya.

Baca juga: Gara-gara Aksinya Ditertawakan, Demo Mahasiswa Ricuh

Akibat dari kericuhan tersebut, sejumlah fasilitas di halaman kantor gubernur Aceh, rusak seperti pagar, pot tanaman bunga, kaca pos satpam dan kaca bagian depan kantor gubernur Aceh, pecah didobrak mahasiswa.

Namun, pihak kepolisian yang melakukan pengamanan berhasil membubarkan aksi mahasiswa tersebut.

Aksi demonstrasi dilakukan mahasiswa tersebut, menolak izin tambang PT EMM yang berada di kawasan hutan lindung Beutong, Nagan Raya, sudah sembilan kali dilakukan mahasiswa.

Baca juga: Tuntut Rektor Transparan Soal Dana Festival, Demo Mahasiswa Ricuh

Namun Plt Gubernur Aceh, belum sekali pun bersedia menjumpai mahasiswa yang memperjuangkan aspirasi masyararakat itu. “sudah sembilan kali aksi penolakan izin tambang PT EMM itu kami lalukan, tapi Plt gubernur tidak sikap dan merespon terkait izin PT EMM itu,” sebut Agus.

Seperti diketahui, izin tambang PT EMM, telah dikeluarkan oleh Badan Kooordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Tahun 2017 lalu.

Mahasiswa menilai, izin tersebut sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan keberlangsungan hidup warga di Kabupaten Nagan Raya, dan Aceh tengah.

“Izin PT EMM, kami nilai melangkahi kewenangan Pemerintah Aceh, sebagaimana diatur dalam undang-undang Nomor 11 Tahun 2006, tentang Pemerintah Aceh, Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2016 tentang kehutanan, Qanun Aceh, Nomor 15 Tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara. Tapi plt gubernur Aceh, tidak ada sikap terkait izin PT EMM,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com