Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan AHY soal Surat SBY Terkait Kampanye Prabowo-Sandiaga

Kompas.com - 09/04/2019, 08:04 WIB
Caroline Damanik

Editor

Sumber Antara

SOLO, KOMPAS.com - Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) angkat bicara mengenai surat dari Singapura yang ditulis oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait konsep kampanye terbuka capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019).

Menurut AHY, SBY justru ingin mengajak seluruh pihak menghargai demokrasi di Indonesia.

"Terkait pesan SBY secara internal kepada sejumlah kader Partai Demokrat ini, Beliau sebagai negarawan ingin memberikan perspektif atas dasar Beliau memimpin Indonesia selama 10 tahun, dinas di TNI, termasuk ketika menyelesaikan konflik komunal, horizontal, saat menjadi Menkopolhukam," katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).

Baca juga: Mahfud MD: Masukan SBY Perlu Diperhatikan...

Putra sulung SBY ini mengatakan, masyarakat justru harus berterima kasih kepada SBY karena mengajak seluruh pihak untuk berpikir jernih dan mengedepankan pemikiran yang sehat dan rasional.

"Pak SBY juga sudah mengingatkan kita semua, termasuk kepada pemimpin dan elite politik. Jangan sampai Pemilu 2019 ini menjurus pada polarisasi yang berdampak pada benturan sesama anak bangsa. Apalagi saat ini diperkuat dengan narasi identitas," katanya.

AHY mengatakan, melalui suratnya, SBY juga menekankan pentingnya inklusivitas karena pemimpin sejatinya harus untuk semua.

"Harus menghargai semua bentuk pesta demokrasi. Jangan sampai seolah-olah jadi eksklusif. Pemimpin Indonesia harus berdiri di atas semua kalangan, golongan dan semua kepentingan. Ini pesan mulia," kata AHY.

Baca juga: Ini Alasan AHY Tak Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK

Menurut dia, selama mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia, Demokrat menerima pesan kuat masyarakat tentang keinginan mereka akan kepemimpinan yang sejuk, teduh dan mengayomi semua.

"Jangan justru elite politik seru sendiri di ruang publik, saling serang dengan isu apapun, rakyatlah yang jadi korban hanya karena pertarungan politik," katanya.

AHY pun berharap, jangan sampai masyarakat hidup di tengah sekat-sekat yang tebal.

"Saat ini sesama umat Islam saja merasakan ada gesekan di sana-sini akibat beda pandangan dan pilihan politik. Itulah pentingnya ukhuwah Islamiyah," ungkap AHY.

Baca juga: Kampanye Jokowi-Maruf Via Baliho, Caleg Demokrat Ini Siap Dipecat

Sebelumnya, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan surat SBY itu benar adanya. Namun, sejatinya hanya untuk kalangan internal dan tidak seharusnya beredar keluar Partai Demokrat.

Pesan itu terungkap dalam surat yang disampaikan SBY kepada tiga petinggi Demokrat, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Surat itu ditulis SBY dari Singapura tertanggal 6 April 2019.

"Saya menerima berita dari tanah air tentang set up, run down dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," kata SBY dalam suratnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com