Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Budiono, Pria Mirip Jokowi yang Blusukan Mengajarkan Reog di Magetan

Kompas.com - 08/04/2019, 22:08 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Berkat media sosial, sosok Budiono dikenal masyarakat karena kemiripannya dengan Presiden Joko Widodo.

Awalnya, beberapa warganet di Magetan mengunggah foto dirinya dengan mengenakan peci disandingkan dengan foto Joko Widodo. Banyak yang mengomentari jika foto dirinya mirip dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

"Saya sendiri pada mulanya tidak tahu kalau ada anak-anak yang mem-posting foto saya yang katanya mirip dengan Jokowi. Sampai sekarang saya merasa enggak mirip,” ujar dia.

Pengalaman pertama dikira Jokowi menurut Budiono terjadi di Surabaya, ketika menghadiri kondangan kawinan bersama keluarganya. Saat itu, pembawa acara kawinan mengumumkan kalau acara pengantin tersebut dihadiri oleh Jokowi.

“Saya juga kaget kalau acara itu dihadiri oleh Pak Jokowi. Ternyata malah saya yang dikira Jokowi,” ujarnya sambil tertawa.

Pengalaman keduanya disangka Jokowi saat dirinya menjemput istrinya mengajar di Kecamatan Parang. Saat singgah di warung, sejumlah warga meminta foto bersama karena wajahnya mirip dengan Jokowi dan diunggah di media sosial.

Sejak saat itu, di manapun berada, dirinya pasti diminta foto bersama meskipun warga tahu bahwa dirinya hanya orang yang mirip dengan sosok Jokowi. “Kemarin tukang cukur di Parang juga gitu, minta foto dan di-posting di Facebooknya. Terima kasih sudah mampir semoga berkah,” imbuh dia.

Meski dikatakan mirip Jokowi, namun Budiono mengaku belum pernah bertemu dengan sosok Jokowi. Pun ketika Jokowi mengunjungi Kabupaten Magetan pada Februari lalu.

Padahal, saat itu, grup reog yang dipimpinnya juga main untuk menyambut kedatangan Jokowi. “Belum pernah bertemu langsung, padahal kemarin kami main di sana,” kata dia.

Mengabdi untuk reog

Karena kemiripan fisik Budiono dengan Jokowi, sejumlah pemilik grup reog di Magetan mendaulat Budiono sebagai presiden reog Magetan. Bukan hanya karena kesamaan fisik saja, tetapi karena dedikasi Budiono dalam mengajak generasi muda di Kabupaten Magetan untuk menggeluti seni reog.

Dengan kemiripan fisik dengan Jokowi yang dimilikinya, Budiono berharap ada dampak kepada nasib kesenian reog di Kabupaten Magetan. Meski di Kabupaten Magetan memiliki lebih dari 60 grup reog, dengan satu desa bisa memiliki 3 grup reog, namun belum ada ajang yang bisa menyatukan semua grup reog di Magetan.

Bahkan, perkumpulan seperti forum atau grup pengiat seni reog di Magetan pun tidak ada.

“Keinginan para borek reog di Magetan itu setidaknya ada event tahunan seperti di Ponorogo. Perkumpulan borek se-Kabupaten Magetan pun sampai saat ini belum ada,” kata dia.

Baca juga: Ketika Reog Ponorogo Jadi Pusat Perhatian Penonton Menoreh Art Festival 2018

Meski kesenian reog sempat diklaim oleh Malaysia, namun Budiono memastikan jika seni reog itu tidak akan pernah bisa lepas dari tanah kelahiran seni tersebut, karena seni reog merupakan penggambaran perjalanan sejarah masyarakat Ponorogo.

Yang diperlukan untuk menjaga nilai tradisi seni reog Ponorogo adalah bagaimana menurunkan nilai keluhuran dari seni reog Ponorogo tersebut kepada generasi penerus bangsa.

Selama ada generasi muda yang mau belajar seni reog, maka selamanya reog Ponorogo akan tetap ada.

“Bagaimanapun reog itu tetap dari Ponorogo, pun reog di Magetan tetap dari Ponorogo. Bahkan, orang Indonesia yang ada di luar negeri membuat grup reog di sana, tetap namanya reog Ponorogo,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com