Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Budiono, Pria Mirip Jokowi yang Blusukan Mengajarkan Reog di Magetan

Kompas.com - 08/04/2019, 22:08 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Pada tahun 2004, Budiono yang telah berhenti membuka bengkel elektronik, mulai mendidik anak-anak di lingkungan desanya main reog untuk ditampilkan di acara panggung hiburan HUT Kemerdekaan RI.

Baca juga: Reog Milik Kembaran Jokowi Siap Sambut Kampanye Sandiaga di Magetan

 

Acara tahunan tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh Budiono untuk merekrut anak-anak remaja yang ingin mempelajari seni reog untuk ditampilkan di acara panggung 17-an.

“Tampilnya ya setahun sekali. Habis tampil ya tahun depan baru latihan lagi untuk tampil di panggung 17-an,” kata dia.

Untuk tapil pertama di tahun 2004, grup reog Budiono terpaksa mengambil peralatan reog seperti gendang, gong dan dadak merak milik orangtuanya yang disimpan di Kecamatan Parang, untuk di Boyong di Jalan Kelud Magetan, tempat tinggalnya sekarang.

Karena lama tak digunakan, sebagian besar peralatan milik orangtuanya tersebut lebih banyak yang mengalami kerusakan. Dengan peralatan seadanya dan dukungan dari sebagian remaja di Magetan yang ingin menggeluti seni reog, penampilan grup reog Budiono berjalan lancar.

Blusukan demi mengajarkan reog secara gratis

Sejak tahun 2004 tersebut, Budiono kemudian sering melakukan “blusukan” ke sejumlah desa yang memiliki grup reog untuk mengajak generasi muda di desa tersebut, kembali menggeluti seni reog.

Untuk menularkan seni reog tersebut, Budiono tak pernah memungut biaya. Meski demikian, tak banyak remaja di Magetan yang ingin serius emngeluti kesenian reog.

Usahanya menularkan seni reog seakan tak pernah membuahkan hasil. Antusiasme remaja di Magetan tinggi hanya saat memasuki bulan Agustus, di mana dipastikan ada penampilan reog dalam panggung hiburan memperingati HUT Kemerdakaan RI.

Namun, upaya tersebut terus dilakukan oleh Budiono. Hingga tahun 2012, Budiono secara resmi membentuk grup reog Singo Among Putro.

Di grup reog tersebut, sejumlah remaja yang pernah dididik Budiono dari beberapa desa yang memiliki grup reog, memilih bergabung dengan alasan grup reog tersebut mempunyai jadwal latihan tetap.

Untuk lebih meluaskan lagi ajakan menggeluti seni reog, Budiono memanfaatkan media sosial dengan menyiarkan langsung kegiatan latihan reog di grup Singo Among Putro yang diasuhnya.

Baca juga: Saat Reog Ponorogo Pukau Para Siswa dan Guru di Australia..

 

Perlahan-lahan banyak warga yang akhirnya tertarik untuk menitipkan anaknya untuk belajar seni reog.

“Banyak yang tanya, bayarnya berapa melalui FB, ya kami informasikan kalau semua latihan di sini gratis, tidak dipungut biaya,” kata dia.

Punya wajah mirip Jokowi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com