"Pecut pembuatannya lama dan hasil keuntungannya juga sedikit," ungkapnya.
Pecut berbeda dengan jaran kepang. Selain pasarnya terbuka luas, pembuatan jaran kepang juga relatif mudah dan harganya mahal sehingga dia mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Baca juga: Kok, Ambil Seni Musik? Mau Jadi Apa...?
Selain membuat jaran kepang, Doni juga dikenal ahli menabuh gendang dan penunggang jaran kepang, sehingga dia dipercaya grup-grup jaranan untuk membantu saat mereka ada job manggung.
Doni mengaku mempunya prinsip yang dipegang kuat, yakni soal kualitas. Dia tidak segan membatalkan pesanan, jika pembeli meminta penyelesaian jaran kepang dipercepat.
Pembatalan itu dipilih karena pembuatan jaran kepang memerlukan banyak proses, mulai dari memilih bahan hingga pengecatan. Jika ada proses yang kurang maksimal maka akan mempengaruhi kualitas itu sendiri.
"Saya harus jaga nama saya" tegasnya.
Doni mempunyai cita-cita untuk mengembangkan usahanya, namun masih terkendala modal. Selama ini omsetnya setiap bulan rata-rata Rp 3,5 juta. Namun uang tersebut masih diputar untuk membiayai pemesanan selanjutnya.
"Karena gak semua pemesan beres dipembayaran," ungkapnya.
Selain itu, dia ingin meneruskan pendidikan formalnya karena tidak lulus SMP.
"Saya mau ambil kejar paket sampai tuntas," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.