Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Persen Biaya Haji Habis untuk Tiket Pesawat

Kompas.com - 07/04/2019, 10:40 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Biaya pesawat mengambil porsi besar dari keseluruhan biaya haji.

Apalagi, hitungannya menggunakan dollar AS dan Riyal Saudi, sehingga ketika rupiah melemah, biaya yang dikeluarkan untuk tiket pesawat semakin besar.

“Porsi pesawat dari biaya haji mencapai 60-70 persen,” ujar Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Yuslam Fauzi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/4/2019).

Untuk itu, penghematan biaya pesawat akan berdampak signifikan terhadap efisiensi biaya haji yang tengah diperjuangkan pemerintah.

Baca juga: Pemerintah Rilis Biaya Haji 2019, Ini Daftarnya untuk 13 Embarkasi

Selama ini, efisiensi lebih pada hal-hal bersifat operasional penerbangan. Hal tersebut kurang terasa dampaknya. Untuk itu diperlukan terobosan yang besar.

Misalnya dengan membuka peluang untuk maskapai lain untuk mengikuti tender. Sebab selama ini, maskapai untuk haji Indonesia hanya ada dua yaitu Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines.

Fakta hanya dua maskapai yang menjadi pesawat dalam penerbangan haji membuat kompetisi harga kurang kuat.

Namun dengan lelang harga banyak maskapai, akan berdampak besar pada penurunan harga.

Baca juga: Pelunasan Biaya Haji Kini Bisa Transfer, Ini Mekanismenya...

“(Persoalannya sekarang) mau ga membuka peluang kepada perusahaan penerbangan lain untuk ikut tender setiap tahun dalam pelayanan penerbangan perhajian,” tanyanya.

Hal lainnya yang bisa diefisiensi adalah lama tinggal jemaah haji Indonesia. Saat ini, jemaah haji Indonesia tinggal 40-41 hari di Arab Saudi dan Madinah.

Sedangkan negara lain bisa di bawah 40 hari. Kondisi ini membuat biaya makan dan hotel semakin besar.

Ditambah lagi meningkatnya biaya kesehatan karena lebih dari 30 hari di negara lain akan berpengaruh terhadap fisik dan mental.

Baca juga: Suaminya Meninggal Menjelang Berangkat, Katrina Naik Haji Dalam Suasana Duka

Ketika ditanya kenapa Indonesia membutuhkan waktu lama, Yuslam menjewab karena izin landing. Pesawat dari Indonesia, sambung dia, hanya bisa landing pada saat-saat tertentu.

Untuk menunggu waktu landing, jamaah haji Indonesia harus memperpanjang waktu tinggal di Arab Saudi.

“Tapi itu bukan tidak ada solusi menurut saya. Mari kita cari solusi. Berbicara dengan pmerintah saudi untuk memahami situasi jamaah haji indonesia yang banyak orangtua,” ucapnya.

Baca juga: Kisah Hasma Mampu Sekolahkan 6 Anak hingga Menabung untuk Naik Haji dari Jualan Jepa

Persoalan tiket pesawat ataupun lama tinggal jamaah haji, tutur Yuslam, memang bukan domainnya BPKH.

Untuk itu pihaknya akan menyampaikan usulan tersebut kepada pihak berwenang seperti Kementerian Agama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com